Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perioda Terberat dalam Kehidupan

8 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 8 Oktober 2024   10:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:pinterest)

Secara hubungan sosial dan kekerabatan, kita akan banyak mengalami kehilangan, yang membuat kita ketakutan menyongsong masa tua.

Pasangan hidup suami atau isteri, teman sekolah / kuliah / kerja, relasi, tetangga seumuran yang meninggal dunia. Berakibat lingkaran sosial makin sempit dan berdampak kesepian.

Masih ada lagi dampak penuaan yang timbul, bisa  mata rabun, pendengaran berkurang, pikun atau amnesia dan hilangnya kemampuan mandiri, sehingga harus didampingi anak / perawat guna melakukan aktifitas sehari-hari.

Usia tua memang pasti kita alami. Bila kita sukses mencapai paruh waktu (usia 75 tahun), kita boleh merasa bangga dan merasa tenang, berarti kita telah berhasil melewati setengah perioda paling berat.

Kita sudah terbiasa untuk tidak tidur saja, rutin berolah raga, mengkonsumsi makanan lebih sedikit dan tetap menjalankan aktivitas guna mengusir kesepian

Apalagi bila kita mampu mencapai usia 80 tahun, artinya kita adalah manusia hebat, karena kita telah lulus melewati perioda terberat dalam kehidupan.

Selama badan masih kuat, dan finansial mendukung, nikmatilah kehidupan, dengan berwisata melihat keindahan dunia. Karena kita saat meninggal tidak akan membawa harta  Bagi yang kurang beruntung secara finansial cukup mengenang masa-masa sulit yang berhasil kita lalui.

Yang terpenting nikmatilah hari ini, jangan menyesali masa lalu, dan terlalu memikirkan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun