Kegiatan Koteka, komunitas traveler Kompasiana adalah memajukan atau memperkenalkan wisata Indonesia. Salah satu kegiatan wisata yang sering berdampingan dengan jalan-jalan adalah mengenal budaya, dan batik adalah  budaya yang diminati banyak orang, baik mempelajari prosesnya hingga yang sekadar membelinya sebagai cindera mata atau oleh-oleh. Baik oleh wisatawan  mancanegara maupun wisatawan lokal.
Sehubungan perayaan nasional Hari Batik Nasional pada tiap tanggal 3 Oktober, maka Koteka mengadakan acara Koteka Trip Mengunjungi dan Belajar Membatik di Rumah Batik Ciracas pada tanggal 28 September 2024.
Rumah Batik Ciracas adalah sebuah UMKM yang khusus bergerak dalam bidang batik, milik Nathalia, seorang Kompasianer yang tidak terlalu aktif menulis. Aktivitasnya mulai dari proses  membatik, menentukan corak batik, karena Rumah Batik berada di Ciracas, Jakarta Timur, maka dipilih corak Betawi, seperti ondel-ondel, Monas, dan lainnya. Aktivitas lainnya adalah memasarkan batik agar terus lestari di bumi Indonesia.
Belajar Membatik di Rumah Batik Ciracas, diikuti oleh 9 anggota Koteka, yang umumnya berdomisili di Jabodetabek. Karena lokasinya di kampung, maka peserta banyak yang datang terlambat, karena kesulitan mencari lokasi.
Apa lagi tanda pengenal berupa plang tulisan "Rumah Batik Ciracas" sangat kecil, komentar Inong Islamiyati, salah seorang peserta yang berangkat dari stasiun Jurangmangu, Tangerang Selatan.
Pertama-tama Nathalia menceritakan tentang kegiatan Rumah Batik Ciracas. Menghasilkan batik cap maupun tulis. Dari harga 80 ribu hingga jutaan Rupiah, tergantung kesulitan pada proses pembuatannya, ada yang lamanya hingga 6-12 bulan.
Lalu peserta mulai diperkenalkan pada alat-alat untuk membatik, seperti stempel untuk membuat batik cap serta canting, dan malam, untuk membuat batik tulis
Pada workshop membatik diajarkan cara membuat batik tulis. Cara memegang canting, cara melukis dan mengatur panas yang tepat agar malam melekat dengan baik. Untuk proses warna berbeda biasanya harus dilakukan beberapa kali pencelupan. Pada workshop Koteka disimplifikasi hanya satu warna dan hanya ukuran kecil sebesar sapu tangan.
Agar memudahkan peserta belajar membatik, ditugaskan membuat motif yang sederhana dan mudah, yaitu bunga.
Peserta belajar dengan serius, dan workshop diakhiri dengan makan siang bersama ala potluck.
Menurut Inong, generasi muda masih memiliki minat terhadap batik, meski saat ini lebih banyak ditekuni oleh lansia, karena dituntut kesabaran dan ketenangan.
Inong juga menyarankan agar pemasaran digencarkan, juga banyak UMKM lain yang mendukung dalam menyiapkan bahan baku, sehingga tidak harus tergantung dari Jawa Tengah.
Salah seorang peserta Koteka Talk, bahkan menyarankan promosi tidak hanya melalui workshop membatik ke pelajar, mahasiswa, PKL, dan komunitas tetapi juga sering mengadakan peragaan Busana, agar Rumah Batik Ciracas lebih dikenal.
Pada perayaan Hari Batik Nasional, sudahkah kita mrngenakan batik yang membanggakan ? Coba pilihlah batik Ciracas !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H