Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hiduplah Sewajarnya, Jangan Pelit

27 September 2024   10:00 Diperbarui: 27 September 2024   10:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: komparatif.id)


Pernahkah kita melihat seseorang yang masih mengenskan baju yang sudah kusam ? Mengenakan sepatu yang sudah berlubang ?

Orang ini termasuk orang yang sangat hemat, bahkan orang mengatainya pelit. Sudahkah dia menikmati hidup ? Bagaimana dengan keluarganya ?

Hampir dipastikan keluarganya akan berantakan, karena anak istrinya juga harus ikut pola hidup hemat. Mau nonton ga boleh, sayang uang. Pergi berwisata, mau makan enak, dibilang mahal. Akhirnya ga jadi beli. Berwisata tapi tidak bisa menikmati karena serba dilarang.Bila masuk restoran selalu memilih makanan dan minuman dengan harga paling murah.

Kenapa ada orang pelit?

Bukankah peribahasa mengatakan "Hemat pangkal kaya". Hemat itu tidak sama dengan pelit, guys....

Hemat itu memakai yang masih pantas dan layak dipakai. Membeli sesuatu yang diperlukan. Bukan membeli untuk sekadar flexing. Hemat itu tidak berfoya-foya atau hidup boros.

Kenapa sudah berhemat tetap tidak bisa kaya ?

Untuk menjadi kaya, rahasianya bukan hanya berhemat, bukan berdasar pengeluaran. Tetapi berdasar pada pemasukan.

Cara menjadi kaya adalah berusaha maksimal agar mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya, bisa dengan berprestasi lalu naik jabatan, gaji pasti naik. Atau melakukan kerja tambahan di luar jam kerja, ngobyeklah, jadi calolah, yang penting penghasilan bertambah.

Atau pindah kerja ke pekerjaan yang lebih berresiko, misal kerja di pertambangan, kerja di remote area. Resiko lebih besar, tapi tentu gaji lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun