Biasanya, yang kita ketahui adalah holiday visa dan working visa bagi staf kedutaan atau mereka yang kaeena dikirim perusahaa. untuk bekerja di suatu negara .
Ternyata bila kita ke Australia, ada yang disebut Working Holiday visa. Hal ini diungkapkan oleh Susanti, seorang diaspora Indonesia, yang saat ini tinggal dan bekerja di Queensland, Australia pada webinar Koteka Talk 194.
Susanti berasal dari Tanjung Balai, Karimun, Kepulauan Riau. Sebelum melanglang buana ke Australia, Susanti adalah alumni fakultas Farmasi Unpad Bandung, dengan gelar apoteker.
Susanti berhasil mengetahui adanya working holiday visa, akibat kejeliannya saat berselancar di dunia maya. Working holiday visa adalah visa untuk masuk ke Australia selain untuk berwisata juga diperbolehkan untuk bekerja.
Working Holiday visa ini berlaku 1 tahun, dan boleh diperpanjang sebanyak dua kali, asalkan pemegang visa sudah bekerja pada perusahaan yang alamatnya jelas dan bekerja pada bidang pekerjaan yang telah ditentukan pada situs Pemerintah Australia.
Apa syarat untuk mendapatkan visa ini? Dokumen pribadi seperti KTP, foto, ijasah D3/S1, surat kelakuan baik, penguasaan bahasa Inggris yang lancar, berdasar IELT/TOEFL. Dan memiliki dana aktif senilai USD 5.000 di Bank  Serta berusia 18-30 tahun dan berbadan sehat.
Susanti menjelaskan tidak ada batasan jumlah jam kerja, bekerja apa saja asal halal diperbolehkan, hanya saja sebaiknya pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang tidak diminati warga lokal supaya working holiday visa bisa diperpanjang.
Jenis pekerjaan yang membutuhkan sertifikasi, biasanya pekerjaan yang diminati penduduk lokal. Kita sebaiknya angan menyentuh jenis pekerjaan tersebut. Kita bila ingin mengambil sertifikasi juga diperbolehkan, dan bisa menjadi nilai tambah. Hanya perlu diingat, sebaiknya kita bekerja pada bidang pekerjaan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Australia, agar visa bisa diperpanjang.
Pertama kali Susanti bekerja di perkebunan apel dan anggur. Yang menarik ada festival apel dan anggur tiap 2 tahun sekali.
Pengalaman yang unik, pada musim dingin, tanaman / pohon diberi pelindung agar tidak kedinginan, bahkan monumen juga diselubungi.
Selain bekerja di perkebunan, Susanti juga bekerja di restoran.
Karena visa ini juga untuk berwisata, Susanti telah sempat berwisata di sekitar Queensland / Brisbane.
Brisbane terkenal dengan pantainya yang indah dan mudah diakses. Lalu di City Hall ada tour gratis, asalkan bukan pada hari Sabtu.
Susanti sudah mengunjungi beberapa gallery, misal Art Gallery, Brisbane Tower yang masih menggunakan lift manual sehingga hanya boleh diisi maksimum 7 orang.
Di Brisbane, taman kota dilengkapi fasiltas untuk BBQ. Asalkan kita menjaga kebersihannya.
Destinasi wisata yang sudah masuk dalam daftar yang akan dikunjungi adalah Great Barrier Reef, gugusan karang terpanjang di dunia, dan melihat aurora di Tasmania.
Para pembaca yang masih muda, berusia 18-30 tahun, silakan mendapatkan visa ini, bisa berwisata sambil bekerja. Bagi pembaca yang usianya diatas 30 tahun, jangan kecewa, sebarkan informasi ini untuk adik, teman, anak, keponakan, atau cucu yang masih tergolong kelompok umur yang memenuhi syarat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H