Judul tulisan ini sepertinya kontradiktif dengan keinginan banyak orang. Namun saya memiliki argumentasi yang valid.
Tidak percaya ? Silakan baca tulisan ini sampai habis.
Pada banyak liburan panjang (long weekend), seperti Sabtu - Minggu yang disambung dengan hari Jumat atau Senin, banyak ditunggu-tunggu para pekerja yang pulang satu minggu sekali.
Namun seperti kita ketahui bersama, hampir semua orang memanfaatkan liburan panjang ini untuk berlibur ke luar kota. Selain pekerja yang pulang seminggu sekali, mereka yang tiap hari pulang ke rumah juga ingin ke pantai, gunung, atau tempat wisata untuk sekadar menghilangkan strees selama bekerja.
Tapi kenyataannya, bukannya menghilangkan stress, malahan menambah stress, karena harus seharian dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat, disebabkan volume kendaraan yang memuncak. Akibatnya terjadi kemacetan dimana-mana.
Liburan panjang untuk pulang Lebaran atau merayakan Natal, saya kecualikan, karena yang terakhir ini berkaitan dengan agama dan tradisi. Jadi, macet bukan halangan, namun bila masih memungkinkan, saya lebih memilih mengambil cuti sebelum dan sesudah H-3, karena biasanya jalanan masih belum terlalu ramai.
Lalu bagaimana dengan liburan panjang (long weekend) ? Saya lebih menghindari sentra-sentra keramaian, seperti mall, tempat hiburan, tempat wisata, karena  berdasar pengalaman akan menambah stress, jadi istilahnya tidak bernilai (not worthed). Saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk hobi di rumah, atau mengunjungi keluarga atau teman yang juga memiliki prinsip yang sama.
Lalu kapan pergi liburan ? Gunakan hak cuti, lalu pergi berlibur ke luar kota maupun di dalam kota. Kita akan menghadapi jalanan normal, tempat yang dikunjungi juga tidak terlalu padat. Bila ingin ke luar kota, misalnya area Puncak, yang terkenal rawan macet pada akhir pekan, bila kita pergi pada hari biasa, pasti tidak akan menemui kemacetan, kecuali ada kejadian tak terduga, seperti perbaikan jalan atau laka lantas.
Bila bepergian ke luar kota, yang agak jauh dengan pesawat, harga tiket juga tidak melambung. Hal ini sebuah penghematan karena mengurangi dana ke luar kota. Harga penginapan pada umumnya juga relatif lebih murah, karena dalam kondisi lebih sepi.
Bila menggunakan kendaraan pribadi, beaya BBM juga pasti lebih hemat, karena jalanan lancar. Memang kendalanya minta izin ke sekolah bagi yang memiliki anak usia sekolah.
Dinilai dalam ranah lingkungan atau ranah hijau (green) yang sedang banyak dibicarakan, bepergian di luar liburan panjang sangat environment friendly, karena tidak akan terjadi penumpukan gas buang berlebihan. Sehingga daerah atau kota yang dilalui tidak akan mengalami pencemaran udara.
Coba bandingkan mana yang lebih menyenangkan. Berlibur pada liburan panjang atau berlibur pada hari biasa. Berlibur pada hari biasa, kita benar-benar akan bersantai, berbeda dengan berlibur pada liburan panjang, karena kita akan kelelahan dan bertambah stress.
Setelah kita mengetahui manfaat prinsip saya, seharusnya kita menyetujui dan mendukung prinsip diatas.
Atau, Anda masih menganggap prinsip saya salah dan nyeleneh ? Semua terserah pada keputusan masing-masing. Saya hanya menawarkan usulan, bila disetujui, silakan diterima dan dipraktekkan. Bila tidak, silakan pilih pola pikir Anda sendiri.
Berlibur adalah mencari kesenangan, bukan untuk mendapatkan kesusahan atau menyusahkan diri. Hargai waktu Anda, dan hargai kesehatan jiwa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H