Musim pancaroba, artinya musim kemarau yang kadang-kadang muncul hujan. Kita perlu makanan berkuah agar tubuh merasa segar.
Makanan berkuah yang sangat populer di masyarakat adalah bakso. Bakso polos, bakso urat, atau bakso beranak, pada umumnya terbuat dari daging sapi..Disajikan bakso saja, maupun dipadu dengan bihun atau mie kuning. Kuahnya yang hangat sangat menyegarkan.
Mudah dibeli di warung-warung makan, melalui abang bakso yang keliling kompleks, dipesan secara daring maupun dibuat sendiri.
Yang sering dibuat sendiri adalah soup atau sup. Bisa berupa sup sayuran, sup asparagus maupun sup ayam jamur  atau zuppa soup.
Kuliner berkuah lainnya yang merupakan kuliner nusantara adalah tongseng. Menyerupai sup dari daging kambing dengan kol, kentang, dan tomat. Kuahnya berwarna coklat karena ditambahkan kecap manis. Kuliner ini asalnya dari Solo.
Lalu ada lagi yang disebut gule atau gulai, kuahnya bersantan. Dagingnya bisa ayam, sapi atau kambing. Di Cirebon, dikenal dengan nama Empal Gentong yang memakai kuah bersantan, sedangkan yang kuahnya tidak bersantan disebut Empal Asam. Keduanya memiliki cita rasa yang segar.
Pengaruh budaya Tionghoa, kita mengenal bakmi. Meski bisa disajikan berkuah maupun digoreng. Variannya ada kweetiau dan bihun. Jadi ada bakmi kuah, bihun kuah atau kweetiau kuah.
Bakmi juga sudah menjadi makanan siap saji, yang mudah dibuat sendiri. Tinggal membuka bungkusnya, lalu bakmi dituang air panas, masukkan bumbu, dan sudah dapat dikonsumsi. Selain bakmie siap saji, kini juga sudah dipasarkan misua dan bihun siap saji.
Di tiap daerah, kita juga menjumpai aneka varian mie. Dari Barat kita menemukan Mie Aceh yang terkenal pedasnya. Lalu di Medan kita jumpai Mie Gomak. Di kota Palembang, terdapat Mie Celor. Ada Mie Bangka di Pulau Bangka.
Kota Cirebon memiliki Mie Koclok, yang berbeda dengan Mie Kocok di Bandung. Memasuki daerah Kedu, kita mengenal Mie Ongklok. Lalu di Jawa Tengah, kita mendapati Mie Jawa.