Seperti kita ketahui bersama, batas usia pensiun di Indonesia terlalu muda. Yaitu usia 55 tahun. Hanya beberapa perusahaan yang berani melanggar aturan hingga 65 tahun, itupun jarang.
Beruntunglah bila kita memegang peranan penting di perusahaan. Masih bisa dipekerjakan lagi dengan status kontrak. Itupun tidak terlalu lama, bila perusahaan sudah mampu menyiapkan pengganti, paling lama hanya 1-3 tahun saja.
Memang bekerja sebagai karyawan, harus bekerja totalitas selama jam kerja 8 jam bahkan lebih, agar kita mendapat penilaian konduite yang baik.
Namun bila kita sudah mencapai usia 50+ sebaiknya mulai mempersiapkan masa pensiun kita. Karena kalau tidak, kita akan mengalami gempa kehidupan. Dari yang semula aktif menjadi non aktif. Kalau mental tidak kuat bisa mengalami stress, depresi hingga gila.
Pada prinsipnya kita harus selalu aktif, meski tidak harus menghasilkan uang (cuan).
Kita tidak boleh memaksakan diri harus bekerja. Misalnya membuka toko, membuka waralaba, atau berbisnis UMKM. Bila kita siap, ok, akan baik-baik saja. Namun bila kita tidak siap rata-rata para pensiunan yang memaksakan diri berbisnis, malah merugi hingga bangkrut. Hal ini karena terdapat perbedaan cara kerja. Sebagai karyawan kita terbiasa berpikir 8 jam sehari, sedangkan sebagai pemilik bisnis, kita wajib berpikir 24 jam sehari. Bila kita tidak mampu merubah gaya hidup ini, siapapun atau berapa besar pengalaman kita, entah sebagai Direktur Operasi atau General Manager hampir dipastikan akan mengalami kegagalan.
Bila kita belum memiliki persiapan yang matang untuk berbisnis, maka lakukanlah 6E, yakni :
1. Enjoy
Kita harus melakukan pekerjaan yang menyenangkan. Biasanya berdasar hobi, tapi sebaiknya jangan hobi yang mahal. Ingat kita sudah pensiun, tidak ada penghasilan lagi, hanya menggunakan "mantab" alias makan tabungan.
Bila kita hobi berkebun, tanamlah tanaman daun hias, hidroponik, atau buah. Bila kita senang beternak, peliharalah ikan, kucing, anjing, dan satwa lainnya.
Yang penting kita harus merasa senang, guna menghilangkan stress.
2. Excellent
Bila kita menyenangi elektronik, cobalah berhemat, dengan memperbaiki sendiri peralatan yang rusak. Meski dulu kita dengan ringannya mengundang montir.
Dengan kita memiliki kebanggaan, timbul pride dalam jiwa kita. Hal ini sangat positif pada usia pensiun.
Kita mampu menunjukkan kelebihan kita bagi diri kita sendiri, maupun bagi orang lain, misal pasangan hidup. Bila memanggil montir harus membayar beaya layanan, kalau mengerjakan sendiri hanya keluar beaya penggantian suku cadang.
3. Enthusiasm
Kita melakukan pekerjaan dengan penuh antusias, bukan ogah-ogahan.
4. Effektif
Kita harus melakukan hal-hal yang berguna dan benar untuk kegiatan sehari-hari.
5. Effisien
Semuanya harus dilakukan secara effisien, artinya tidak berlebihan. Misal bila baju masih layak dipakai, tidak petlu memaksakan diri membeli yang baru.
Jadi harus hemat waktu maupun beaya.
6. Engagement
Semua kegiatan yang kita lakukan, kita sadari sangat menyatu dengan diri kita.
Dengan prinsip 6E ini, para pensiunan dapat menikmati masa pensiunnya dengan berkualitas, meski tidak dengan bekerja yang harus menghasilkan uang. Ingat: kita sudah berumur, kita harus mulai membuka lembaran baru, bukan mengulang lembaran lama seperti saat kita masih muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H