Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kompasiana Go International

9 September 2024   05:00 Diperbarui: 9 September 2024   05:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah masa iya ? kompasiana khan blog keroyokan yang berada di Indonesia. Benar, ini bukan hoaks. Karena Koteka, komunitas traveler Kompasiana mempunyai 2 admin yang berdomisili di Jerman. Pada Sabtu 7 September 2024 sedang mengikuti pameran pada event yang dinamai Pasar Senggol di Koln, Jerman.


Dinamai Pasar Senggol karena dulunya lokasi pameran ditengah kota, dan kini pertama kali pindah agak ke pnggiran (sekitar 5 jam perjalanan dengan mobil dari rumah mbak Gana).

Ikut menjaga booth Koteka dua admin Gana dan Siti bersama suami-suami mereka.

Apa yang dipamerkan ?

Booth Koteka memajang foto-foto tempat wisata yang Gana pernah kinjungi, seperti Raja Ampat, pulau Komodo (Labuhan Bajo), Toraja, anak Krakatau,  bermalam di Kapal Kelotok di Kalimantan Tengah, sambil melihat orang hutan, Bali, Loro Jonggrang di Prambanan, dan patung Yesus tertinggi di Indonesia.

Koteka memajang buku-buku karya Mbak Gana yang diterbitkan oleh Elex Media - KG Media.

Sketsa (dok: Gana)
Sketsa (dok: Gana)
Mendisplay sketsa lukisan tentang Indonesia karya Ruang Garasi (Mbak Kana dan mbak Sari Kuswoyo) yang pernah bekerja sama dengan Koteka. Sketsa lukisan dijual 50 euro, harga masih bisa dinegosiasikan.


Lalu juga barang-barang kesenian khas Indonesia, seperti topeng, kuda lumping, wayang, dan benda-benda kesenian lainnya.

Sedangkan mbak Siti bersama Pesanggrahan Indonesia membuka booth khusus tentang Jogja, wisata dan kulinernya.

Sementara tetangganya ada yang menjual kuliner khas Indonesia, seperti kue pandan, batagor, siomay, tempe mendoan, bakso, jamu, sambal, tahu aci, martabak, jahe, sekoteng, dan es kopyor. Juga ada yang menjual cindera mata khas Indonesia.

Jahe dan sekoteng tidak diminum ditempat, melainkan dijual dalam bentuk bubuk untuk diseduh di rumah.

Yang menarik, meja-meja ditutup kain khas Indonesia, ada songket, kain Jawa, dan kain Bali.

Pameran ini yang disasar  orang Indonesia, yang sedang belajar di sana, yang sudah menjadi diaspora karena menikah dengan orang Jerman, dan penduduk Jeman sendiri.

Sedangkan tujuannya adalah membangkitkan pariwisata dan kuliner Indonesia. Harusnya Kemenparekraf mendukung acara ini.

Hari Sabtu cuaca sangat bersahabat, padahal hari Jumat sempat turun hujan es.

Diperkirakan terdapat sekitar 30 booth, diantaranya booth Persatuann Indonesia - Jerman. Juga tersedia hall untuk kesenian Indonesia, seperti pencak silat, tarian
daerah, dan lain-lain.

Mbak Gana akan menarikan tarian Sunda, tentang Srikandi.

Srikandi (dok: Gana)
Srikandi (dok: Gana)

Yang menarik seluruh booth mendukung program ramah lingkungan, dengan tidak menggunakan kemasan berbahan plastik. Juga sampah, tempat sampahnya sudah dipilah menjadi tiga bagian,untuk plastik, kertas dan campuran.

Secara keseluruhan, pameran yang pertama kali diadakan di pinggiran kota Koln ini sederhana, namun bermakna.

Bangga khan Kompadiana sudah go international, Kompasiana sudah naik kelas melalui Koteka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun