Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harta, Tahta, Wanita, Menurut Adat Batak

8 September 2024   10:07 Diperbarui: 8 September 2024   10:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talk show ( sumber gambar. Windu)

Secara umum, Harta, Tahta, dan Wanita selalu dikaitkan pada laki-laki. Baik sebagai nilai yang positif maupun negatif.

Positif, artinya seorang suami bisa bekerja dengan maksimal untuk mencukupi harta bagi keluarganya. Tahta sendiri berarti suami dapat mencapai jabatan tertinggi, seperti pejabat atau aras manajemen dalam perusahaan swasta. Wanita artinya suami mampu mengatur rumah tangga agar isteri mampu mendisik anak-anaknya dan melayani suami dengan baik dalam keluarga.

Sedangkan sisi negatifnya, harta dapat membuat laki-laki menjadi gelap mata. Sehingga untuk mendapatkan harta, dia rela melakukan korupsi atau penipuan yang melanggar hukum. Sedangkan tahta, laki-laki menjadi culas, dengan tega mencuri ide kreatif mitra kerjanya, atau menjilat atasannya, agar cepat naik jabatan / pangkat. Sementara wanita bisa merghancurkan keluarga, dengan perselingkuhan atau menduakan istri secara diam-diam.

Itulah sebabnya setiap hendak melangkah ke jenjang pernikahan, nasehat dari orang tua adalah agar laki-laki waspada pada 3 "Ta", Harta, Tahta, dan Wanita.

Yang membuat penulis penasaran, ingin mengetahu, apakah nasehat yang diberikan kepada calon mempelai perempuan. Sayangnya saat talk show tidak mendapatkan kesempatan bertanya pada nara sumber.

Pada Sabtu 7 September 2024, bertempat di Wedding Batak Exhibition (WBE) 2024, yang dihelat di gedung Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan, justru Harta, Tahta dan Wanita dibahas dalam dimensi lebih sempit, khusus di dalam adat Batak.

Penyerahan kenang-kenangan (sumber gambar: Windu)
Penyerahan kenang-kenangan (sumber gambar: Windu)


Nara sumbernya, seorang ahli hukum, Ina Rachman S.H., M. hum yang mengaku berasal dari suku Sunda berduet dengan Martha Simanjuntak, pemilik Martha Chathaulos, sekalihlgus salah satu penyelenggara WBE 2024.

Ibu Martha (dokpri)
Ibu Martha (dokpri)


Talk show diawali dengan kesepakatan akan mencari solusi terbaik, tanpa menyalahkan adat yang telah berlaku ratusan tahun lalu.

Dari sisi Harta, pada 5 budaya Batak yang ada (Mandailing, Toba, Karo, Pakpak, dan Simalingun, semuanya menerapkan secara adat, hak waris hanya untuk anak laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun