1. Merubah orientasi orang dari anya menjadi pegawai berubah menjadi wirausaha
2. Mampu mengelola administrasi dan keiangan secara rapi.
3. Mampu mengakses informasi, teknologi, dan pasar dengan baik.
4. Menciptakan Good Corporate Governer yang baik, pada UMKM maupun bank.
5. Cara mengelola bisnia yang baik, yang tidak mengeksploitasi lingkungan, harus memikirkan sustainibility.
6. Tidak sekedar bisnis, tetapi ada yang menanggung bila terjadi kerugian (asuransi).
Dan yang diproduksi harus untuk keperluan orang banyak, yang dapat diserap di dalam negeri.
Mengedukasi UMKM untik bisa menabung, contohnya dengan tabungan micro  Memberdayakan warung-warung untuk menjadi BRI Link, yang mengelola perbankan secara hibrid. Meski nilainya kecil, tapi kuantitasnya besar, sangat menyumbangkan laba bagi BRI.
Aki lainnya adalah Desa BRI yang sangat berorientasi pada desanya.
Jafi selain selain memberikan nilai sosial, juga memberikan laba secara korporasi (economic value).
Bagaimana tanggapan dari dua orang penanggap yang dihadirkan, agar tulisan ini tidak menjadi spoiler, silakan menyalsikan sendiri melalui kanal Kompas TV pada beberapa hari kedepan.
Yang menarik adalah kata penutup (closing statement) dari Sunarso pada akhir acara yaitu negara hendaknya mensejahterakan rakyat dengan menyediakan lowongan ekerjaan. Caranya agar fokus pada ekonomi kerakyatan, karena laba akan kembali kepada rakyat,, yang otomatis akan memeratakan keadilan.
Selesai mengikuti acara ini justru timbul pertanyaan yang menggoda, apakah ekonomi kerakyatan hanya tugas BRI ? Bila ekonomi kerakyatan adalah tugas negara selayaknya lebih banyak lagi institusi yang fokus pada ekonomi kerakyatan, agar keadilan sosial lebih cepat merata.
Mari kita renungkan bersama, gagasan yang sangat menarik ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H