Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kopaja71 Ngetem di Mall Sarinah

1 September 2024   12:30 Diperbarui: 1 September 2024   12:36 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sarinah, kita pasti tahu, nama wanita Indonesia, yang dijadikan nama mall pertams di Indonesia oleh Ir. Soekarno, presiden RI pertama. Mall ini dibangun tahun 1960, bila kita ingin mengetahui sejarahnya, terdapat sebuah sudut "Wall of Fame" yang menceritakan sejarah mall Sarinah dari awal dibangun hingga renovasi beberapa tahun terakhir ini.

Wall of fame (dok : Andri)
Wall of fame (dok : Andri)

Ibu Erry (dok: Andri)
Ibu Erry (dok: Andri)

Keistinewaan mall Sarinah, disini semua serba Indonesia. Baik busana, makanan, camilan, dan barang kesenian.

Jadi, bila kita mempunyai  tamu perusahaan yang orang asing, untuk mengenalkan Indonesia, bawalah ke TMII dan mall Sarinah.

Kopaja71 sebagai konunitas Kompasianer yang beraktivitas di Jakarta, sengaja memilih mall Sarinah untuk bernostalgia, sekaligus melihat kemegahan mall ini setelah direnovasi.

Berangkat dari Bentara Budaya dengan menggunakan taksi daring XL, kami bersebelas (minus pak Sam) menuju mall Sarinah. Tapi di mall Sarinah, kembali menjadi 12 orang, karena kedatangan pak Irwan Renaldi Sikumbang.

Melalui lobby Selatan, kami mulai memasuki mall Sarinah. Suasana khas Indonesia langsung menyeruak dengan dekor yang memajang ikon wayang.

Topeng (dokpri)
Topeng (dokpri)


Naik lagi ke atas, kami masih sempat bernostalgia karena lukisan batu khas Indonesia, seperti di candi-candi tetap dipertahankan.

Kami segera menuju lantai dimana terdapat etalase budaya. Disini kita dapat melihat dan kalau tertarik membeli aneka barang kesenian khas Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, berupa hiasan, tas, kain, keramik, bahkan keris.

Keris (dokpri)
Keris (dokpri)

Kalau melihat secara skala ekonomi, mall ini tentu masih belum mencapai 'break even point' setelah renovasi, karena pengunjung yang tidak terlalu banyak. Kita sebagai warga Jakarta, seharusnya lebih sering memilih mall ini untuk berakhir pekan. Demi untuk melestarikan sebuah aset nasional, yang bisa menjadi cermin tentang budaya Indonesia.

Di lantai teratas dari mall Sarinah ini terdapat kawan rooftop terbuka, dimana kita dapat menyaksikan keramaian dan keindahan Jakarta dari atas.

Rooftop (dok:Andri)
Rooftop (dok:Andri)

Menjelang tengah hari, ketua Kopaja71 menggiring peserta turun ke basement, senta makanan minuman di mall ini.

Kami tidak menikmati makan siang, tetapi menuju gerai "Sari Sari" sebuah gerai yang memasarkan aneka camilan khas Indonesia.

Sari-sari (dokpri)
Sari-sari (dokpri)


Kami bebas memilih camilan yang diminati lalu meletakkannya diatas baki. Lalu dibawa ke bagian packing, baru ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Kopaja71 mentraktir seluruh peserta.

Nah, sekarang harus mencari tempat untuk menikmati camilan yang sudah kita pilih. Ternyata tidak tersedia meja kursi seperti pada kebanyakan mall, namun tersedia bangku panjang bertrap. Praktis dan memiliki pengalaman berbeda.

Setelah selesai menikmati camilan, kita juga mudah membuang sampah, karena terdapat tempat sampah yang sudah terpilah berdasar kegunaannya, seperti sampah kertas, botol, dan lainnya.

Foto bersama (dok: Kopaja71)
Foto bersama (dok: Kopaja71)

Setelah berfoto bersama di "Wall of Fame" mall Sarinah, berakhirlah acara Ngetem kali ini. Sampai jumpa pada acara Ngetem berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun