Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan 17 Agustus yang Sederhana Tapi Guyub

27 Agustus 2024   05:00 Diperbarui: 27 Agustus 2024   05:01 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hingga awal Agustus 2024, saat sang saka Merah Putih mulai dikibarkan, belum ada tanda-tanda akan diadakannya lonba-lomba yang biasa diadakan saat peringatan kemerdekaan. Padahal tahun lalu cukup meriah, dengan malam kesenian yang disertai makan-makan sederhana.

Untunglah seminggu sebelum tanggal 17 Agustus, terpampang dengan megah spanduk di gerbang pintu masuk kompleks perumahan Witana Harja, Pamulang, Banten, bertuliskan "Lomba Lari 700 M" pada hari Sabtu 17 Agustus 2024 jam 7.00 pagi.

Disusul dengan daftar acara lomba melalui group pesan singkat warga. Selain lomba lari, akan diawali dengan senam pagi bersama, lomba membawa kelereng, lomba wajah bertutup corong, lomba berebut kursi untuk dewasa dan lomba sepeda hias untuk anak-anak.

Rupanya perlombaan olahraga yang biasa diadakan, yaitu catur dan tenis meja, tahun ini tidak diadakan.

Pada hari H, 17 Agustus 2024 jam 6.00 pagi jalan di depan Balai Warga sudah ramai. Selain dilakukan senam pagi, sekaligus pendaftaran lomba.

Saya yang ikut menyaksikan, beberapa kali diajak tetangga untuk mendaftar, tujuannya meramaikan saja, tidak usah cari menang.

Tetapi saya tolak dengan halus, karena kondisi tubuh saya tidak memadai untuk sebuah lomba. Ternyata banyak tetangga yang membujuk saya ikut, karena mereka mengetahui saya rajin jalan pagi / sore tiap hari. Dan saat lomba lari dimulai, saya baru paham, ajakan mereka. Ternyata mereka yang ikut lomba lari, sebagian hanya jalan kaki seperti biasa. Pantas mereka mengajak saya ikut, ternyata mereka juga sama sekali tidak berlari.

Pafa akhirnya lomba lari mendapatkan masing-masing 3 pemenang dari kelompok diatas 40 tahun dan dibawah 40 tahun. Terbagi atas kelompok perempuan dan laki-laki.

Setelah lomba lari dilanjutkan dengan lomba membawa kelereng. Teknisnya kelereng dibawa dengan sendok yang berada di mulut lalu berjalan dari garis start hingga finish. Dengan peraturan kelereng yang jatuh, berarti kalah / diskuslifikasi. Lomba in hanya diikuti oleh ibu-ibu.

Membawa kelereng (dokpri)
Membawa kelereng (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun