Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Tua Jangan Rewel

8 Agustus 2024   05:00 Diperbarui: 8 Agustus 2024   05:04 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pt.pngtree.com/freepng/cartoon-happy-old-man-s_3692518.html


Bagaikan buah simlakama bagi seorang anak. Merawat orang tua di rumahnya, entah orang tua kandung maupun mertua.

Sering muncul masalah bila memiliki orang tua yang rewel. Setiap hari membuat masalah, entah dengan anak, menantu, cucu, bahkan ART. Ada saja yang dikeluhkan atau dianggap salah. Rumah kurang bersih, cucu terlalu lama main game, atau ART yang dinilai pemalas.

Hampir selalu terjadi percekcokan mulut, antara orang tua dengan anak, menantu, cucu, atau ART. Hal ini membuat pemilik rumah serba salah.

Bila sudah tidak tahan, akhirnya orang tua akan dikontrakkan rumah sendiri, atau dititipkan di rumah jompo. Dampaknya lebih parah, orang tua dengan mudah memviralkan bahwa anak cucu tidak berbakti pada orang tua. Atau dianggap mengusir orang tua, alias tidak mau merawatnya lagi.

Benarkah kasus ini 100% kesalahan anak cucu ? Bisa tidak, karena dari ilustrasi diatas, yang menjadi penyebab, munculnya keputusan memindahkan orang tua, karena orang tua terlalu rewel.

Memang secara pengalaman hidup, orang tua lebih matang. Namun peruvahan zaman, bisa saja membuat segalanya berubah. Tentu anak cucu tidak selalu bisa mengalah dan membenarkan tindakan orang tuanya.

Hal ini bukannya bermaksud kurang ajar, melainkan zaman sudah berubah. Jadi bisa saja hal yang dianggap orang tua benar, bisa menjadi salah, atau sebaliknya.

Kalau dilihat dari kaca mata netral, orang tua yang rewel adalah orang tua yang salah atau jahat. Betapa banyaknya pengalaman orang tua, namun semua keputusan, harusnya sudah berada pada pemilik rumah.

Karena pemilik rumah selayaknya yang berhak menetapjkan peraturan yang berlaku di rumshnya. Bila ada yang melanggar, yang melanggarlah yang salah, meski ia adalah orang tua.

Sikap sebaiknya

Orang tua yang tinggal bersama anak cucu, sebaiknya bersikap lebih bijak, alias todak rewel  Ia harus lebih banyak diam dan bersabar, nenuruti semua peraturan yang  diberlakukan oleh ansknya sebagai pemilik rumah.

Meski ada hal-hal yang tidak disetujuinya, sebaiknya ia hanya memberikan saran, dan bukan menentangnya.

Bila orang tua sanggup bersikap diam dan bersabar, alias tidak rewel, pasti anak cucu akan menerima kehadirannya dengan senang hati.

Dengan demikian anak tidak perlu memisahkan orang tua di rumah terpisah. Atau menitipkan di rumah jompo yang makin lama makin bersifat komersial.

Hidupkah rukun dan damai dengan anak cucu. Usia orang tua sudah tidak lama lagi, kenapa orang tua harus mempersulit kondisi anak cucu.

Dengan bersikap tidak rewel, orang tua dapat hidup dibawah pengawasan anak cucu, yang jaih lebih peduli daripada perawat pada rumah jompo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun