Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diskusi Meja Panjang Bahas Sastra Horor

1 Agustus 2024   05:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   05:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dianggap tidak logis, kelas rendah dan tidak bergengsi.

Ni Made Andani selaku pembicara pendamping lebih condong membahas sisi positif dari sastra horor.

Andani (dokpri)
Andani (dokpri)
Menurut Andani, sastra horor harus sanggup menunjukkan sisi positif untuk menetralisir dan menghilangkan stigma negatif dari horor

Seperti menyorot atau memasukkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi pembaca sastra horor, baik secara psikologis, sosial maupun edukatif.

Membangun keberanian dan ketabahan mental. Menambah kewaspadaan Serta menerapkan strategi yang tepat.

Penjelasan ini diberikan contoh langsung 3 karya Andani yang telah di alih wahanakan dari tulisan menjadi film di kanal YouTube.

Sastra horor hendaknya menjadi pembelajaran tentang sejarah dan budaya. Mengajarkan moral dan nilai-nilai kehidupan.

Sunu Wasono sebagai pembahas menyetujui  presentasi Yon, dan menunjukkan satu bukti sastra horor yang sukses tidak lekang oleh waktu, yaitu majalah Penjebar Semangat. Bila majalah Misteri yang dipimpin oleh Yon selama 10 tahun harus gulung tikar, mesti dievaluasi dengan lebih mendasar.

Jalannya diskusi

Setelah penyajian materi diskusi oldh barasumber, seharusnya terjadi diskusi. Namun karena kesalahan teknis, acara diskusi hanya menjadi arena tanya jawab. Jadi melenceng dari tujuan utama sebuah diskusi menjafi sebuah seminar saja.

Hal ini disebabkan, moderator memberikan hadiah parfum bagi penanggap / penanya pertama. Akhirnya suasana menjadi kacau, semua peserta hanya ingin mendapatkan parfum, jadi bertanya tanpa konsep yang jelas. Acara diskusi jadi melenxeng jauh karena tidak terjadi adu argumentasi tentang sastra horor, hanya peserta yang bertanya karena ingin mendapatkan parfum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun