Setelah sukses dengan film "Uang Panai 1" (2016), dimana Tumming dan Abu berhasil menyatukan Ancha dan Risna. Pada film yang penuh dengan kearifan  lokal Makassar ini, 8 tahun kemudian muncullah sekuelnya, "Uang Panai 2". Kisah dimulai dengan ide dari Ancha dan Risna yang sudah menimang momongan untuk medirikan biro jasa Uang Panai, dengan nama "Pattumbu".
Tumming dan Abu direkrut sebagai pelaksana. Meski uang panai (mahar) sering kali menghambat bersatunya dua hati anak manusia berbeda jenis di tanah Bugis, namun upaya promosi Pattumbu kurang memperoleh hasil.
Kurangnya tanggapan dari masyarakat, membuat mereka putus asa. Untunglah, tiba-tiba mereka kedatangan Iccang seorang sales manager yang sudah 7 tahun berhubungan dengan Icha, yang minta bantuan jasa Pattumbu.
Iccang setelah menemui orang tua Icha, akhirnya mengetahui bahwa ibu dari Icha kurang menyukainya.
Ibu dari Icha kurang setuju bila Iccang mempersunting putri semata wayangnya, karena Iccang dianggap tidak sejajar dengan Icha, bahkan secara ekonomi jauh dibawah Icha.
Iccang baru memiliki pekerjaan dengan jabatan sales manager, belum memiliki rumah. Sedangkan Icha tamatan dokter, yang sudah memiliki klinik kecantikan. Sehingga ibu dari Icha mengingatkan uang panai anak temannya yang hanya lulusan SMA sebesar 200 juta Rupiah. Kalau Icha berhasil memperoleh gelar dokter spesialis, kira-kira berapa ya uang panainya
Iccang yang salah mengerti berasumsi, keluarga Icha minta uang panai 200 juta Rupiah, menemui Pattumbu.
Oleh Tumming dan Abu, Iccang diminta berhemat. Menjual motornya yang banyak membuat Iccang tidak bisa menabung, karena banyak untuk membeli aksesoris motor sesuai hobinya. Dan diganti naik sepeda.
Buku tabungan, kartu kredit, ATM, dan gawai  dibersihkan dari situs belanja, lalu disimpan di dalam brankas yang disimpan Pattumbu, dan Iccang hanya menyimpan kunci brankas.
Lalu Iccang diberi celengan ayam, agar rajin menabung, dan dilarang mengambil uang tabungan.