Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Editor Perannya Memang di Balik Layar

14 Juli 2024   06:30 Diperbarui: 14 Juli 2024   09:54 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mirna (umber gambar: Andri)


Sungguh beruntung peserta acara Kongsi (Kongkow Fiksi Kompasiana), yang diadakan Sabtu, 13 Juli 2024 di Pojok Baca, Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat.

Pasalnya hari itu dapat berkenalan langsung dengan seorang editor dari penerbit mayor, Gramedia Pustaka Utama.

Kelompok bisnis Kompas Gramedia (KKG) sudah lama dikenal memiliki 6 penerbit, yakni Gramedia Pustaka Utama (GPU), Elex Media Komputindo, Mic & Mac!, Bhuana Ilmu Populer (BIP), Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), dan Grasindo.

Komunitas Fiksi Kompasiana adalah komunitas yang beranggotakan penulis novel, cerita bersambung, cerita pendek, dan puisi. Rata-rata mereka memiliki ambisi karyanya dapat diterbitkan oleh penerbit mayor.

Untuk tujuan itulah, diundang Mirna Yulistianti, editor dari Gramedia Pustaka Utama. Sebuah simbiose mutualistik, GPU akan menerima banyak naskah sastra dari penulis Kompasiana, sebaliknya penulis Kompasiana dapat mengenal tata cara memadukkan naskah ke penerbit mayor.

Dalam presentasinya, Mirna mengemukakan  bahwa GPU telah banyak menerbitkan karya-karya penulis, yang akhirnya berhasil menjadi penulis besar, diantaranya Joko Pinurbo, Achmad Fuadi, Eka Kurniawan, dan lain-lain.

Talk show (sumber gambar: Andri)
Talk show (sumber gambar: Andri)


Seorang editor akan merasa bangga bila buku yang disuntingnya berhasil menjadi best seller. Penulisnya menjadi penulis terkenal, sementara editor tetap biasa-biasa saja, karena mereka bekerja dalam senyap, di balik layar.

Salah satu kebanggaan editor adalah pengetahuan mereka bertambah luas, sebagai akibat banyak membaca karya-karya berbagai penulis. Dan dampak sampingannya bila buku yang disuntingnya ada yang menjadi best seller, mereka akan dikirim ke berbagai pameran buku internasional di manca negara secara gratis, sebagai apresiasinya.

Mirna (sumber gambar: Andri)
Mirna (sumber gambar: Andri)


Namun seorang editor tidak akan ikut terkenal bila buku yang disuntingnya berhasil menjadi best seller. Yang menjadi terkenal hanya penulisnya. Editor tetap biasa-biasa saja, mereka harus ikhlas, karena tugasnya memang dibalik layar.

Memang buku yang terpilih untuk diterbitkan mengandung resiko, penerbit harus berani menanggung resiko buku yang diterbitkannya tidak laku di pasar. Sebaliknya seorang penulis juga harus bersaing dengan 2 ribu penulis lainnya. Itulah sebabnya, penulis tidak boleh menyerahkan 100% pemasaran bukunya setelah kontrak ditanda tangani. Seorang penulis harus ikut memasarkan bukunya, pada komunitasnya, kelompok arisannya, teman kerjanya, teman sekolah / kuliahnya, bahkan berpromosi ke pameran buku acara bedah buku, dan komunitas pecinta buku, serta aktif di media sosial.

Hal ini dialami oleh Achmad Fuadi saat memasarkan bukunya "Negeri 5 Menara". Memang seorang penulis memiliki Intelectual Property (IP) bila karyanya bermetamorfosa ke bentuk lain, misal film ("Gadis Kretek"), teater ("Keluarga Cemara"), lagu / musik, dan lainnya.

Bagaimana cara memasukkan naskah ke penerbit mayor ? Kini naskah dapat dikirimkan secara digital m format MS Word. Penulis dapat memilih satu diantara 6 penerbit KKG.

Memang memasukkan naskah pertama kali yang paling sulit. Namun bila sekali berhasil, dan karya penulis hasilnya bagus di pasar, penulis justru akan dicari dan dinanti karyanya. Misal, Eka Kurniawan, yang segera akan meluncurkan buku " Anjing Mengeong, Kucing Menggongong".

Syarat lain dalam memasukkan naskah adalah naskah harus selesai, karena biasanya penulis semangat pada bab awal dan akhir saja. Di tengah biasanya agak loyo. Harus minim typo dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sesuai kaidah yang ada pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tema tulisan harus unik dan menggugat pembaca.

Lalu bila naskah sudah terpilih, penulis juga harus rajin berdiskusi dengan editor. Memperbaiki tulisan yang telah dikoreksi. Mirna selalu menuliskan koreksi, tidak langsung mengganti tulisan pada naskah. Agar penulis sendiri yang melakukan koreksi.

Tips lainnya adalah tulislah sinopsis yang menarik, agar naskah dilirik oleh editor dan penerbit. Bila perlu disertai rekomendasi dari penulis yang telah dikenal oleh penerbit.

Cara menyunting novel berbeda dengan cerpen atau puisi. Novel diperlakukan seperti pelari maraton, nafasnya harus panjang dan memiliki kontinyuitas, sedangkan cerpen dan puisi bak pelari sprint, harus cepat.

Hal terpenting dalam penerbitan buku adalah cover buku. Itulah sebabnya bila cetak ulang, sering melakukan penggantian cover, agar memperoleh pasar baru. Bahkan ada buku yang ganti cover hingga lima kali.

Meski sekarang sudah era digital, penerbit juga menerbitksn buku dalam bentuk e-book, namun pembaca rata-rata masih menyukai buku cetakan. Terbukti dalam banyak survei yang dilakukan.

Syarat menjadi seorang editor tidak harus lulusan fakultas Sastra, yang penting  berpengetahuan luas, gemar membaca, serta tidak ingin menonjol (karena harus bekerja di balik layar).

Salah satu duka seorang editor adalah bila bersengketa dengan penulis terkenal, sehingga harus didamaikan oleh penerbit. Salah satu pengalaman pahit Mirna pernah masuk Kompas, gara-gara berselisih dengan penulis terkenal, padahal ketika itu dia masih junior editor.

Inilah suka duka seorang editor. Hargailah seseorang yang bekerja dalam senyap. Kirimkan naskah yang unik dan berpotensi laku di pasar. Selamat berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun