Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Apakah Soto Kuliner Khas Indonesia?

21 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 21 Juli 2024   10:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Selan di Jakarta (dokpri)


Seperti halnya sate dan bakmi, soto cukup terkenal di Indonesia. Apakah soto termasuk kuliner khas Indonesia?

Beberapa soto yang terkenal seperti soto tangkar dari Betawi, soto tauco dari Pekalongan, soto Kuning dari Bogor, soto Sulung dan Ambengan dari Surabaya, dan beberapa jenis lainnya yang dikaitkan dengan nama kota atau daerah, misal soto Semarang, soto Kudus, soto Bandung, soto Madura, soto Banjar, soto Medan, soto Kadipiro (Jogja), soto Esto (Salatiga), soto Padang, soto Sokaraja (sroto), coto Makassar, soto Lamongan, dan soto Betawi. Dan campuran didalamnya, seperti soto babat, soto mie Bogor, soto ayam, soto daging sapi atau kerbau, dan soto ceker.

Pada prinsipnya adalah kuliner berkuah, dengan suwiran atau potongan daging, ditambah bumbu khas daerah seperti kunyit, santan,  kerupuk merah, tauco, soun, taoge, mie, soun, risol, dan lainnya.

Menurut sejarah dari buku yang ditulis seorang sejarawan asal Prancis, Lombard, sebenarnya asal soto dari Tiongkok.

Asal katanya jao to atau cau do atau chau tu yang mulai populer pada abad 19 di Semarang. Cao do bila diartikan dalam bahasa Indonesia artinya kuliner berkuah dengan potongan daging atau jeroan.

Kita tahu bahwa kota Semarang adalah pelabuhan salah satu tempat Laksamana Cheng Ho mendaratkan kapalnya.

Anak buahnya banyak yang melanjutkan tinggal di Semarang karena menikah dengan wanita lokal. Akibatnya terjadilah akulturasi budaya, termasuk mereka memperkenalkan cau do yang kemudian ditambah kreasi lokal, jadilah soto.

Sedang menurut catatan di museum Belanda, soto dikenal sebagai sup Tionghoa yang dimasak di atas kompor atau tungku ditambah cabe rawit dan kecap dengan pedagang yang diduk di atas dingklik. Menjajakan dari rumah ke rumah dengan pikulan. Mencampurkan mie, bihun, soun, bawang putih, tauco yang disajikan dengan mangkok keramik dan sendok bebek.

Soto yang menggunakan kunyit, dipengaruhi oleh India.

Itulah sebabnya di Semarang sangat terkenal dengan sotonya, seperti soto Bokoran, soto Selan, soto mbak Lien, dan lainnya.

Kebanyakan menggunakan potongan atau suwiran daging ayam, namun pada perkembangannya ada yang menggunakan daging kerbau (Kudus), bebek (Tegal), kelinci (Lembang), dan Bekicot (Kediri).

Soto disajikan dengan dua cara, dengan dicampur langsung dengan nasi atau dipisah. Namun ada juga yang menggunakan lontong  dan buras, seperti coto Makassar.

Coto Makassar (dokpri)
Coto Makassar (dokpri)


Soto adalah kuliner yang segar, disajikan dalam keadaan hangat. Dan yang membuat menarik adalah aksesoris tambahannya, seperti sate kerang, sate daging, sate telur puyuh, perkedel, tahu / tempe goreng, babat, telur, dan kerupuk.

Salah satu yang terkenal dengan campuran kerupuk karak atau kerupuk gendar adalah soto Esto di Salatiga.

Tiap daerah memiliki versi masing-masing. Jadi soto manakah yang paling disukai ? Mari kita cicipi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun