Sang nenek protes mengetahui Ella naksir Yudha, Ella merasa di anak tirikan sebagai anak kedua. Sebaliknya, Bebe justru mendukung sang nenek, Bebe sengaja memberi kesempatan pada Yudha dan Gendis berduaan saat mengunjungi gereja tertua di Flores.
Suatu malam, sang ayah bercerita bahwa hotel mendapat suntikan dana dari Yudha yang ingin melamar Gendis.
Gendis marah, merasa dijadikan obyek, maka dia melabrak Yudha. Ella yang mendengar cerita ayahnya merasa kesal dan kecewa, untungnya pemuda sahabatnya menghiburnya, dan akhirnya keduanya berpacaran.
Yudha yang merasa ditolak oleh Gendis, lalu berpamitan melalui Bebe, dengan meninggalkan postcard, yang memberitahukan bahwa dia akan kembali ke Bandung.
Gendis diam-diam menaruh hati pada Yudha, sehingga dia sangat terkejut saat diberitahu Bebe bahwa Yudha akan pergi. Lalu Bebe menyerahkan kunci mobil, dan meminta Gendis mengejar Yudha sebelum kapal berangkat.
Gendis segera menuju pelabuhan, namun kapal baru saja berangkat. Dengan perasaan kecewa, Gendis menyusuri pantai dan matanya berbinar saat melihat moge Yudha terparkir di halaman sebuah kafe.
Gendis yakin Yudha ada disana, dengan penuh percaya diri Gendis memasuki kafe itu.
Cukup dulu ya, ceritanya. Supaya jangan menjadi spoiler, silakan saksikan sendiri akhir cerita asmara tiga dara ini di bioskop online hanya dengan sepuluh ribu Rupiah untuk 2 hari.
Benarkah Yudha ada di kafe itu? Benarkah Yudha jadi melamar Gendis? Diantara ketiganya, siapakah yang akan menikah duluan?
Pesan moral dari film ini, adat memang mengharuskan anak tertua menikah lebih dulu. Namun jodoh orang tidak ada yang tahu. Jadi, siapapun yang menemukan jodoh lebih dulu, sebaiknya diberi kesempatan. Jangan mengutamakan anak pertama, karena dapat mengecewakan adik-adiiknya. Keluarga yang memiliki anak gadis sebaya, hendaknya selalu waspada, agar tidak terjadi konflik diantara kakak beradik.
Kisahnya bagus, pemandangannya juga bagus. Termasuk pesta adat di Flores. Nikmati film ini terasa  sekaligus berwisata ke Flores.