Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Boe Cin, Lakon Sampek Engtay ala Teater Alamat

30 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 30 Juni 2024   09:17 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Pementasan teater Sampek Engtay karya Nano Riantiarno di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Jumat (4/3/2022). | KOMPAS/RIZA FATHONI


Pekan Teater Tradisi 2024 diadakan bulan ini di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dan Panggung Miss Tjitjih.

Teater Alamat mendapat giliran mentas pada giliran ke-9 dan ditutup oleh Lenong Betawi di GKJ.

Teater Alamat sebuah teater yang sudah tidak muda lagi, didirikan di Jakarta, pada 17 Januari 2009. Pada tampilan kali ini banyak menampilkan anggota baru. Anak-anak muda gen Z yang bertalenta seni drama.

Boe Cin (dokumentasi pribadi)
Boe Cin (dokumentasi pribadi)


Disutradarai oleh Budi Yasin Misbach, kali ini Teater Alamat mengusung tema suku Tionghoa, yang merupakan bagian penting dalam sejarah Indonesia sejak era kolonial, kemerdekaan hingga sekarang.

Orang Tionghoa menurut sejarahnya berasal dari Yunan, yang melarikan diri ke negara-negara Asia Tenggara melalui laut, akibat kerusuhan dan peperangan di negara asalnya.

Kebanyakan menjadi pedagang karena tidak boleh memiliki tanah, sehingga tidak bisa bertani, serta tidak diterima bekerja di pemerintahan.

Salah satu tokoh Tionghoa yang sukses, adalah pedagang gula Oei Tiong Ham dan penjual senjata saat agresi Belanda kedua, Sudono Salim (Liem Soei Liong).

Meski ada beberapa suku Tionghoa di Indonesia, selain Hokkian dan Hakka. Teater Alamat karena berasal dari Jakarta, lebih memilih menampilkan Cina Benteng.

Suku Tionghoa yang tinggal di kota yang disebut Benteng, karena menjadi benteng pertahanan Belanda di pulau Jawa. Kini bernama Tangerang, yang terletak di tepi sungai Cisadane.Sehimgga dikenal sebagai Cina Benteng.

Teater Alamat mengetengahkan budaya Tionghoa karena cukup berpengaruh di Indonesia, sehingga perlu menjadi sebuah warisan yang perlu diketahui generasi muda Indonesia berikutnya.

. . . 

Panggung dibuka dengan menampilkan seorang Tionghoa yang bicara dengan bahasa Hokkian, dan seorang penerjemah di hadapan sekelompok mahasiswa yang menceritakan tentang Cina Benteng.

Selain budaya cap go meh, imlek, ceng beng, dan agama Buddha yang mengenalkan penggunaan lentera. Juga diceritakan kisah kelam pembantaian orang Tionghoa di Tangerang (Geger Tangerang) akibat dari perbuatan seorang Tionghoa yang menjadi tentara NICA menurunkan bendera merah putih dan menggantikan dengan bendera Belanda. Terjadi kerusuhan besar di Tangerang yang menyebabkan banyak keluarga Tionghoa kehilangan nyawa maupun harta benda.

Dikisahkan pula, amarah kaisar Langit yang ingin menghukum penduduk desa yang telah membunuh bangau miliknya. Namun berhasil diredakan kemarahannya, dengan menyalakan lentera dan petasan.

Panggung lalu beralih ke drama percintaan. Di mana Boen Hong atau A Boen, anak tunggal pengusaha kaya, yang berusia 26 tahun, dan sedang menyelesaikan skripsinya, mendapat tantangan dari ayahnya, saat akan menikahi Sien Hwa, karena dianggap masih terlalu muda dan kuliah belum selesai.

Namun A Boen yang sudah boe cin (istilah sekarang menjadi budak cinta) bertekad melawan ayahnya, dengan menginspirasi lakon Sampek Engtay.

Sebenarnya ibu A Boen bersikap netral, namun ia tidak berani melawan suaminya yang mudah ngambek, dengan keluar rumah bila sudah marah.

Diselipkan pula adegan jenaka, ketika seorang preman minta jatah saat Natal, Lebaran, bahkan Imlek.

Lakon teater Alamat mencapai puncaknya, pada suasana Imlek, dengan menampilkan ayah dan ibu Sien Hwa sembahyang pada altar leluhur, lalu menerima kunjungan dan ucapan selamat Imlek dari sanak saudaranya, dan membagikan angpao.

Tidak lupa memberi kritikan pada generasi muda, yang berpakaian putih saat Imlek, yang artinya sedang berduka. Imlek adalah kegembiraan sehingga harus berbusana merah.

Pada kesempatan keluarganya berkumpul, ayah Sien Hwa mengenalkan adat tata cara panggilan, seperti empek, toaku, encim, dan lain-lain. Serta mengenalkan budaya sangjit dan ciao tao sebagai kelengkapan upacara pernikahan.

Sutradara tidak lupa mengetengahkan issue toleransi di mana salah satu keluarganya, ada yang hijrah ke agama Islam, dengan suami isteri berbaju koko, berpeci, dan berjilbab. Meski sudah pindah agama, tetap merayakan Imlek, karena Imlek adalah perayaan  budaya, bukan perayaan agama.

Klimaks cerita adalah saat A Boen datang bersama Sien Hwa. Selain untuk mengucapkan selamat Imlek, juga mengemukakan niatnya untuk memperistri Sien Hwa. Namun masih ada kendala, karena ayahnya belum setuju.

Puncak adegan terjadi saat ayah A Boen datang, dan mengemukakan alasan ketidaksetujuannya adalah karena belum mengenal asal usul Sien Hwa.

Lalu dilakukan pencocokan marga, umur, dan shio. Ternyata keduanya tidak ada yang berstatus tidak cocok alias jiong. Jadi, mirip dengan orang Jawa dengan weton (hari lahir) atau orang Barat dengan astrologi atau perbintangan.

Bagaimana akhir lakon "Sampek Engtay" atau "Boe Cin" teater Alamat ini? Apakah ayah A Boen menyetujui rencana pernikahan anaknya? Apakah keluarga besar Sien Hwa menyetujui pernikahan Sien Hea dan A Boen? Bisakah A Boen yang bucin akhirnya menikah dengan Sien Hwa? Atau keduanya bernasib seperti lakon Sampek Engtay?

Seluruh pemain (dokumentasi pribadi)
Seluruh pemain (dokumentasi pribadi)

Sengaja akhir cerita tidak ditulis, agar Anda tetap penasaran sebelum mentyaksikan sendiri penampilan Teater Alamat.

. . .

Secara keseluruhan aksi panggung berjalan lancar, baik dialog, cerita, aksi panggung, pertukaran atau pergantian properti, tata busana, tata rias, penggunaan video, maupun scoring. Penggunaan properti cukup minimalis sehingga dapat dilakukan dengan cepat.

Yang perlu perbaikan saat pergantian properti, sebaiknya dilakukan dalam keadaan terang, supaya lebih mudah dan mencegah kecelakaan, atau dilakukan dengan nyanyian atau pemeran membawa masuk & keluar properti, atau menggunakan buka & tutup layar.

Juga perbaiki vokal suara pemain saat adegan klimaks (Imlek), karena ada latar belakang musik cokek, vokal pemain harus lebih keras. Agar mampu bersaing dengan musik latar.

Yang maen:
Sudrajat, Nadia, Rasya, Bobby,  Dewi, Irfan, Arka, Haidan, Sandra, Desta, Rio, Diana, Galuh, Keisya, Dafa, Assya, Ongky Susu.

Yang bantuin; Kohar, Yazied, Matien, Mendit.

Jumlah penonton cukup memuaskan, seluruh GKJ hampir penuh. Selamat atas keberhasilan Teater Alamat. Dinantikan karya bernas berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun