Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kafe Bukanlah Coworking Space

26 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   05:01 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang kerja bersama ( sumber gambar:  kitalulus.com)


Banyak pengusaha kafe yang mengeluh. kafe penuh, namun omzet penjualan makanan minuman tidak mencapai target.

Padahal beaya untuk penyejuk ruangan yang memadai cukup besar, karena harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung dan luasan ruangan. Kecepatan akses internet juga harus memuaskan, agar pengunjung merasa puas.

Kenapa target tidak tercapai ? Karena berdasar penelitian, terdapat pengunjung yang hanya memesan segelas kopi, namun bekerja dengan notebooknya sehari penuh. Kalau pengunjung yang sejenis ini hanya satu, mungkin bisa diabaikan. Namun yang membuat target tidak tercapai karena pengunjung sejenis ini cukup banyak.

Sebenarnya seseorang yang bekerja pada sebuah kafe, bila sebentar masih dapat dimaklumi. Namun kalau hanya numpang wi-fi dan kesejukan ruangan tentu merugikan pemilik kafe.

Karena kafe bukanlah sebuah ruang kerja bersama atau coworking space. Bila kita ingin bekerja seharian penuh, sebaiknya di rumah atau menyewa coworking space berbayar. Atau bila kita tergolong mahasiswa yang isi dompetnya masih tipis, coba mencari coworking space probono yang disediakan oleh Pemda.

Kita hendaknya menyadari bahwa kafe memerlukan omzet, bila kita bekerja sehari penuh. Supaya adil, sebaiknya melakukan pesanan  tambahan, entah makanan atau minuman  Karena kita sudah menikmati wi-fi gratis dan ruangan yang cozy.

Bila pengunjung jenis ini tidak memiliki kesadaran sendiri, pemilik kafe dapat meminta waiter untuk menanyakan apakah ada pesanan tambahan, setiap dua jam.

Bila pengunjung tetap acuh tak acuh, tidak mau melakukan pesanan tambahan, bila suasana kafe sedang agak kosong, resetlah modem, agar wi-fi terhenti. Dengan cara ini setidaknya, mengingatkan pengunjung type ini untuk segera mengakhiri pekerjaannya. Bila tidak memiliki itikad baik untuk menambah pesanan, kalau perlu modem bisa di non aktifkan.

Atau bila kafe berani menempelkan tulisan "dilarang membawa makanan / ninuman dari luar', sebaiknya berani menambahkan tulisan "kafe bukan coworking space".

Bila kita memang memiliki dana terbatas, sebaiknya pergi mencari coworking space probono, meski letaknya agak jauh dari tempat tinggal kita atau kampus kita.

Ingatlah, bahwa pemilik kafe memiliki target penjualan, jadi kita jangan bersikap egois dengan menyalah gunakan kafe sebagai coworking space.

Belajarlah untuk menghargai bisnis orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun