Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beda Pelaksanaan Idul Adha di Jerman

23 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Jerman ( sumber gambar: idntimes.com)


Sore hari, Sabtu 22 Juni 2024, Koteka Talk 181 membahas topik perayaan Idul Adha di Jerman.

Sebagai narasumber adalah seorang diaspora Indonesia yang sekarang berdomisili di Bonn, Jerman, Siti Aisyah.

Siti Aisyah. (dok: Koteka)
Siti Aisyah. (dok: Koteka)


Perayaan Idul Adha, demikian pula buka puasa bersama, sholat Ied saat Idul Fitri dikoordinir oleh Indonesia Moslem Bonn (IMB).

Karena acara tidak selalu diadakan di masjid, bisa juga di rumah warga yang beragama Islam, maka peserta harus didaftar terlebih dulu. Yang diutamakan boleh masuk, adalah warga Bonn, sedangkan warga dari luar kota harus di luar tempat acara. Namun bila masih ada tempat, penduduk luar kota diperbolehkan masuk, hanya diprioritaskan warga Bonn.

IMB sebenarnya sudah lama berdiri, sekitar 30 tahun yang lalu, tapi tidak begitu aktif seperti sekarang, karena pengurusnya masih sedikit. Dulu saat KBRI berada di Bonn lebih seru, hanya mbak Siti belum bergabung saat itu.

Di tempat ini biasanya orang Indonesia berkumpul untuk menghadiri pengajian. Pada hari-hari perayaan agama, seperti Idul Fitri dan Idul Adha barulah diadakan sholat Ied.

Setelah sholat, biasanya, orang-orang Indonesia makan bersama. Jadi orang-orang Indonesia senang menghadiri acara seperti ini, karena bisa ketemu teman.

Perlunya mendaftar, agar panitia mengetahui jumlah orang yang kira-kira akan datang berapa banyak  Setelah jumlah peserta diketahui, panitia menginformasikan kepada ibu-ibu yang bersedia membuat dan membawa masakan.

Jsdi, sudah ditentukan, siapa membawa apa, supaya jangan dobel dan fokus pada satu jenis makanan. Misal yang akan membawa lontong, gulai kambing, tempe, kerupuk, kue-kue, seperti lemper dan apem.

Pada buka puasa, makanan lebih beragam, bahkan termasuk minuman, seperti cendol dawet, dan es buah.

Yang dibawa pasti makanan khas Indonesia yang jarang mereka makan sehari-hari.

Setelah acara makan bersama yang sangat seru, eserta pulang ke tempat tinggalnya masing-masing.

Bila makanan masih sisa, biasanya dibungkus untuk dibawa pulang oleh mahasiswa dan panitia.

Bedanya dengan Idul Adha atau Idul Qurban di Indonesia, di Jerman, tidak ada acara penyembelihan hewan kurban.

Karena di Jerman, hewan harus disembelih di tempat khusus, dan tidak boleh dilihat oleh anak-anak.

Warga Jerman asli tidak suka bila dilakukan penyembelihan hewan di tempat umum dan terbuka. Hal ini, mengingat faktor kesehatan, dan rasa kasihan pada hewan. Juga warga Jerman asli banyak yang mengikuti gerakan vegetarian atau vegan, yang tidak mengkonsumsi daging hewan.

Narsum & moderator (dok: Koteka)
Narsum & moderator (dok: Koteka)


Jadi, bagi mereka yang ingin berkurban, sudah disediakan daftar harga hewan, misal sapi, domba, kambing, atau unta. Dan dana yang terkumpul, akan disalurkan ke yayasan yang ada di Indonesia. Kebanyakan untuk anak yatim piatu dan orang yang membutuhkan.

Hal lain yang membedakan dengan Indonesia, untuk pergi haji, tidak ada kuota, bisa langsung berangkat. Hal ini karena jumlah muslim di Jerman tidak sebanyak di Indonesia yang merupakan mayoritas.

Dengan tulisan ini semoga menambah wawasan kita mengenai perayaan keagamaan di Jerman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun