Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kang Bugi dan Kopi

17 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   14:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi ( sumber gambar: alodokter.com)

Koteka Talk 180 menggandeng komunitas Vlomaya, komunitas Kompasianer pecinta vlog dan budaya. Hadir adminnya, Bugi Sumirat yang akrab disapa kang Bugi.

Laki-laki kelahiran Jakarta ini, sempat berdomisili cukup lama di Makassar dan mendirikan Vlomaya, yang lalu diboyongnya ke Bogor saat dia di alih tugaskan ke Bogor.

Kang Bugi (dok: Koteka)
Kang Bugi (dok: Koteka)


Kerjanya yang sering pindah-pindah ini adalah di BRIN bagian Lingkungan. Meski sudah memasuki usia pensiun, namun masih dikaryakan hingga usia 65 tahun.

Kegiatan terakhir Vlomaya adalah mengadakan pelatihan membuat Tik Tok, yang disertai praktek. Rencana ke depan akan membuat pelatihan literasi keuangan.

Laki-laki dengan hobi memotret dan menulis ini, gara-gara bergabung dengan Kompasiana yang menawarkan akan mempopulerkan video, maka kang Bugi jadi belajar membuat video secara otodidak.

Juga belajar mendalang secara otodidak, dan sempat manggung pada salah satu acara Kompasianival di Bentara Budaya, Jakarta.

Kegiatannya yang aktif mengunggah video di sosial media membuatnya didaulat menjadi koordinator sosmed oleh pimpinan proyek penelitian dari Australia. Karena menurut orang Australia itu hasil penelitian patut disebarkan melalui sosial media. Akhirnya, kang Bugi selalu meminta foto dan video hasil penelitian ke stafnya, yang lalu disunting dan ditambahkan narasi sebelum diunggah ke sosmed.

Diakuinya, kang Bugi sangat senang menggunakan aplikasi CapCut dan Canva, meski ada aplikasi lainnya.

Hobi kang Bugi lainnya adalah ngopi. Hobi ini diawali ketika kuliah S2 di Australia, karena ruang pembimbingnya dekat dengan ruang makan kampus yang tersedia mesin kopi.

Meski kang Bugi sempat dibercandain / diguyoni oleh pembimbingnya, mana enak kopi di ruang makan kampus. "Hidup ini singkat dan hanya sekali. Tubuh kita harus diberi kopi yang enak", seloroh pembimbingnya. Menurut pembimbingnya kopi bustan barista di kafe pasti lebih enak daripada buatan sendiri. Namun bagi kang Bugi justru kebalikannya 

Terlepas dari peristiwa ini, mengenal kopi membuat kang Bugi melihat kekayaan alam. Salah satu yang menarik, saat meneliti di daerah Serampas, Jambi yang dulu terkenal pelet dan santet, kini justru terkenal kopinya, kopi Serampas. Citranya jadi positif.

Hobi kang Bugi saat keluar kota atau ke luar daerah selalu membeli biji kopi, bukan kopi bubuk. Agar bisa menggiling dan meracik sendiri.

Agar hasil gilingan kopi bagus, tipsnya jangan menggunakan blender, tapi pakailah grinder  manual dan moka pot. Karena bila menggunakan blender hasilnya terlalu halus.

Moka pot adalah alat yang muncul terlebih dulu sebelum mesin kopi. Jadi hasil gilingan kopi dengan moka pot adalah espresso.

Kang Bugi sering membawa moka pot bila keluar kota, karena di hotel sudah tersedia air panas, agar dapat membuat kopi sendiri. Untuk menyaring kopi, kang Bugi juga membawa saringan kopi, karena merasa kurang sreg bila menggunakan kertas seperti V60.

Dari pengalaman kang Bugi, kopi yang ada di nusantara ini kualitas bagus dan rasanya enak, hanya kurang promosi.

Salah satu sebab selalu membeli biji kopi asli, karena di pasar banyak yang dicampur jagung. Makin murah, makin banyak campuran jagungnya. Kalau membeli kopi bubuk, tidak dapat diketahui asal biji kopi. Saat membeli biji kopi, biasanya campuran Robusta dan Arabica. Untuk kopi nusantara, yang paling diminati adalah kopi Gayo.

Kota Bogor ternyata menyimpan legenda tentang kopi. Yang tertua adalah kopi Bah Sipit atau Kacamata yang didirikan 1925, dan kini di rebranding oleh generasi ketiga, lalu yang sering disebut kopinya orang Bogor adalah kopi Liong / Naga yang didirikan 1945. Ada kopi Oplet yang didirikan 1950 dan yang termuda kopi Teko 1960.

Kebiasaan orang Bogor selalu minum kopi hitam tanpa gula atau dengan gula. Uniknya tidak diaduk.

Lalu ada yang menyenangi kopi giling, dan kopi susu dengan susu kental manis. Dan terakhir kopi di kafe-kafe kekinian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun