Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film

Jangan Ikuti Aliran Sesat

5 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   05:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Umay Shahab dan Prilly Latuconsina dengan rumah produksi barunya Sinemaku Pictures menggandeng Legacy Pictures mempersembahkan karya perdananya sebuah film horror dengan durasi sekitar 80 menit.

Film dengan judul "Temurun" yang disutradarai oleh Inarah Syarafina cukup menghibur, meski alur ceritanya biasa-biasa saja. Namun aksi peran dua  tokoh utama cukup bagus, sebagai kakak beradik, Sena (Bryan Domani) dan Dewi (Yasamin Jasem).

Sena dan Dewi tinggal bersama ibunya Dyah (Karina Suwandhi) yang sudah sakit-sakitan. Sena bekerja serabutan, sementara Dewi sebagai teknisi jaringan. Namun Dewi selalu mengeluh karena harus menjaga ibunya sendiri. Karena Sena sering kerja lembur.

Mereka hanya tinggal bertiga, tanpa diketahui posisi ayahnya. Hingga suatu malam, Dewi disekap, dan seseorang membunuh ibunya.

Setelah kematian ibunya, tiba-tiba seorang pria yang dikenal Sena sebagai ayahnya, tampak sebagai pria kaya dengan simbol mobil bermerek kelas atas datang mengajak mereka berdua ikut dengannya, agar kehidupan lebih baik.

Semula Dewi tidak mau, tetapi Sena terus membujuk sehingga Dewi akhirnya menurut.

Oleh ayahnya Agung (Kiki Narendra), keduanya dibawa ke sebuah rumah mewah yang misterius. Karena mereka tidak boleh melakukan apa-apa dan harus dilayani oleh seorang asisten wanita, bernama Esti (Mian Tiara).

Akhirnya mereka bertemu dengan Gayatri (Jajang C. Noer) nenek mereka, atau ibu Agung. Seorang wanita kaya yang misterius. Karena setiap makan, dia hanya melihat dan menemani, tetapi tidak ikut makan.

Pagi harinya mereka dibawa ke peternakan milik keluarga. Dewi diberitahukan sebagai  ahli waris utama, untuk memimpin peternakan itu, karena dia satu-satunya wanita sebagai penerus trah keluarga yang harus dipimpin seorang wanita. Agung anak pria satu-satunya, sehingga hak waris jatuh ke Dewi sebagai cucu wanita.

Sena mulai mencurigai ada yang janggal pada keluarga itu, bahkan Sena yang mengajak Dewi kabur. Karena Sena mendengar bisik-bisik antara neneknya dan Esti, serta melihat kelakuan yang aneh dari ayahnya yang malam-malam menerima pesanan secara sembunyi-sembunyi dari karyawan kepercayaan di peternakan.

Nenek yang segera akrab dengan Dewi, lalu pura-pura sakit, kesempatan ini digunakan oleh Agung untuk membunuh ibunya. Namun rencananya diketahui Esti, bahkan Agung terbunuh.

Paginya peternakan gempar, dengan mayat Agung yang tergantung di depan kandang sapi. Sena yang mencurigai orang kepercayaan ayahnya menemuinya dan balas dendam dengan menusuk dan memukulinya.

Sementara nenek dan Dewi sedang menjalankan ritual, agar Dewi dapat bertemu dengan mendiang ibunya.

Sena setelah memukuli orang kepercayaan ayahnya, diberitahu agar melihat bagasi mobil. Ternyata Sena menemukan catatan ritual sebuah aliran / sekte sesat yang merupakan aliran ilmu hitam.

Sena mengkhawatirkan nasib Dewi, lalu mencari kemana-mana, rupanya Dewi sedang menjalankan ritual dengan neneknya. Kedatangan Sena diketahui Esti yang segera menangkapnya, dan menggorok leher Sena serta menampung darahnya ke dalam gelas dan meminumkan kepada Dewi, sambil menjalankan ritual yang dipimpin Gayatri.

Bagaimana akhir cerita ini? Saksikan sendiri di bioskop terdekat, karena sudah mulai rilis sejak 30 Mei 2024.

Film ini jumpscarenya tidak terlalu mengagetkan, yang menarik adalah pemilihan musik latarnya atau scoringnya.

Pesan moral dari film ini, berhati-hatilah dalam kehidupan, agar jangan terjebak pada sekte ilmu hitam.

Sebagai film horror untuk penonton 17 tahun keatas, film ini cukup menghibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun