Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bakti Anak pada Ibunya

26 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:19 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Salah satu festival penting dalam budaya Tionghoa yang hampir setara dengan Imlek adalah festival musim dingin, atau sembahyang tang yuan.

Pada festival ini seluruh anggota keluarga yang sudah terpencar berkumpul bersama sambil menyantap wedang ronde. Jadi festival ini maknanya juga untuk menyatukan keluarga.

Menurut salah satu hikayat kuno di Tiongkok, asal muasal  tradisi makan ronde ini sangat menyeramkan dan tragis.

Adalah seorang tabib muda yang pandai yang sedang mencari daun-daun ke dalam hutan untuk mengobati masyarakat sekitarnya.

Namun tabib ini bernasib sial, ia salah memetik daun beracun, yang menyebabkan matanya buta saat telanjur memakannya.

Ibunya yang sudah tua merasa kasihan melihat nasib anaknya. Sang ibu merasa umurnya sudah tidak panjang lagi, maka dicungkilnya kedua matanya dan diberikan kepada anaknya pada saat anaknya sedang tidur.

Sang tabib muda merasa terkejut, saat bangun dari tidur dan dapat melihat lagi. Namun hatinya teriris saat melihat ibunya kini menjadi buta.

Saat itu ibunya sedang menyiapkan pembuatan ronde, berupa bulatan ketan yang kosong atau berisi kacang.

Dengan kesaktiannya, sang tabib mengambil dua butir ronde dan meletakkan pada mata ibubya, dan sungguh ajaib sang ibu kembali dapat melihat.

Peristiwa ini melambangkan betapa besar cinta seorang ibu pada anaknya, juga betapa besar bakti seorang anak pada ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun