Meski tanpa dipimpin oleh seorang pemandu wisata profesional, Kopaja71, komunitas Kompasianer yang berinteraksi di kota Jakarta, akhirnya berhasil melaksanakan "walking tour" yang diberi tajuk "Ngetem di Lapangan Banteng & GalNas".
Semula walking tour akan dipimpin langsung oleh Horas, yang menguasai wilayah Pejambon dan sekitarnya, namun karena menjelang hari H, ibunda bang Horas sakit, maka Horas harus mudik ke Jepara, dan tongkat komando dipercayakan kepada bang Billy.
Kami berkumpul jam 7.00 pagi di Lapangan Banteng, di dekat / di depan Hotel Borobudur. Setelah semua berkumpul, skhirnya terkumpul 13 anggota Kopaja71.
Perjalanan cukup menarik, karena kami sudah makin kompak, berjalan sambil bercerita, sehingga tidak merasa lelah.
Pada Lapangan Banteng yang pada era 1970-an pernah menjadi terminas bus, sebelum dipindahkan ke Pulo Gadung. Disana banyak prasasti tentang pembebasan Irian Barat seperti dari Ir. Soekarno, presiden RI, PM Subandrio, panglima Angkatan Darat & Laut, Gubernur Irian Barat, dan lain-,lain. Lapangan Banteng yang kini berubah menjadi Taman Kota, banyak dimanfaatkan untuk berolah raga pagi.
Kami rupanya tiba kepagian di GalNas, sehingga sempat beristiahat sejenak, sambil menunggu GalNas dibuka untuk melakukan registrasi.
Registrasi dilakukan sangat praktis, kami cukup menempelkan barcode yang kami peroleh saat mendaftar secara daring, setelah diperiksa nama tercantum pada database, maka ditempel stiker bulat, sebagai tanda sudah registrasi, yang akan diperiksa saat masuk ke Gedung Pameran.
Kali ini adalah kali ke dua, Kopaja71 bertandang ke GalNas, yang pertama saat "Ngetem di Monas".