Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Turkmenistan, Kontrasnya Pedesaan dan Kota

11 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 11 Mei 2024   10:15 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Negara Asia Tengah yang terakhir dikunjungi adalah Turkmenistan, yang terletak di tengah-tengah benua Eropa-Asia (Eurasian) dan termasuk negara dengan pendapatan menengah. Negara ini berbatasan dengan Kazakhstan, Uzbekistan, Iran, Afghanistan, dan negara-negara didekat Laut Kaspia.

Menggunakan bahasa  Turkmen, dengan mata uang Turkmenistani Manat, dan beribukota di Ashgabat.

Sebagian negaranya adalah gurun Karakum yang terkenal dengan  sisa-sisa arkeologi, hingga jalan perdagangan masa lalu Silk Road. Negeri ini kaya gas alam dan minyak. Memiliki banyak monumen untuk menghormati prsiden Saparmurat Niyazov.

Bila kita blusukan ke desa, suasananya sangat kontras dengan ibukota negara yang dibangun Uni Soviet pada pertengahan abad ke 20. Ashgabat sangat gemerlap bak Las Vegas, namun di pedesaan masih diketemukan WC umum di atas sungai dengan bertutup kain seadanya.

WC di pedesaan (dok: Erik)
WC di pedesaan (dok: Erik)

View Kota (dok: Erik)
View Kota (dok: Erik)

Sambungan internet (wifi) hanya ada di hotel itupun dimatikan pada jam-jam tertentu. Aplikasi WhatsApp ditutup atau diblokir.

Meski mayoritas muslim, namun negara ini termasuk sekuler. Terbukti banyaknya wanita nakal berkeliaran di hotel menjajakan jasanya seperti di Thailand.

Penduduknya sekitar 7 juta dengan mayoritas beragama Islam 89%, hanya 9% orthodox, dan 2% lain-lain.

Salah satu destinasi wisata kebanggaan adalah Darvasa gas crater atau kawah gas, berupa padang pasir, dengan gunung dan gua serta semburat warna merah dari gas alam.

Memiliki museum karpet, dengan koleksinya yang indah-indah. Terdapat dua mausoleum megah milik Sultan Sanjar dan di Koneurgench. Serta nikmati keindahan danau Baharly.

Bicara tentang kuliner Turkmenistan, tak banyak berbeda dengan negara tetangganya. Seperti sup Shurpa, dan Manti pangsit dengan isian daging yang disantap dengan yoghurt atau merica. Juga sate domba yang disebut shashlyk.

Yang agak berbeda adalah Kovurma, berupa daging dipotong kecil-kecil yang ditumis atau digoreng dengan lemak hewani. Lalu ada Chorek, roti pipih yang dibuat dengan oven tanah liat. Roti pipih lainnya adalah Gutap, dengan isi daging domba, bawang atau labu, kentang, dan bayam yang dipanggang di atas wajan. Cara manyantapnya dengan satu tangan.

Kita juga dapat mencoba Pilaf atau Plov, nasi dengan daging domba yang dimasak dengan banyak rempah-rempah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun