Apa itu "Green Heritage" ? Sebuah konsep liburan yang berasal dari Jakarta dan kini sudah memiliki cabang di Yogyakarta.
Tentang "Green Heritage" dikisahkan secara santai oleh Nugroho Susanto, yang biasa disapa Santos dalam webinar Koteka Talk 175.
Perusahaan sosial berjejuluk Sebumi ini berpusat di Jakarta, mulai didirikan 2018, dalam beroperasinya menggabungkan dua bidang travel dan konservasi berkelanjutan.
Jadi, Sebumi bukanlah sekedar perusahaan penyelenggara wisata murni, melainkan menanamkan sembilan aspek dalam program-program tournya. Aspek ini meliputi food, water, waste, energy, transportation, shelter, fashion, biodeversity, dan nindfulness.
Karena Santos yang memegang cabang Jogja, maka dia lebih banyak bercerita tentang kegiatan di Yogyakarta.
Pesertanya warga lokal Jogja, wisatawan lokal, bahkan wisatawan manca negara. Yang dikunjungi destinasi mainstream di Jogja, namun peserta mendapat banyak sisi-sisi lain yang tidak pernah disinggung pemandu wisata lain. Banyak filosofi suatu destinasi yang dikulik lebih dalam.
Misal saat mengunjungi keraton Yogyakarta, banyak dikisahkan filosofi dibelakangnya. Tidak melulu sisi heritagenya yang dibahas, juga menyisipkan konsep green berkelanjutan, seperti membersihkan  alun-alun Selatan dari sampah.
Sebumi mengadakan Green tour sebulan sekali, misal bersama masyarakat menanam pohon, menanam mangrove, dan sebagainya.
Hal ini dilakukan sebagai jawaban atas keresahan terhadap masalah kebersihan kota.
Tour dilakukan secara walking tour, kadang juga bersepeda. Lebih dominannya berjalan-jalan ke alam.
Program walking tour di Jogja hanya dibanderol 65 ribu Rupiah, sudah termasuk snack dan AMDK.
Menyinggung libur Lebaran di Jogja, cukup unik. Jogja yang kota pelajar ini, menjadi sepi karena para mahasiswa pada pulang kedaerah asalnya. Jadi hari pertama Lebaran kota Jogja tampak sepi. Namun pada hari kedua mulai banyak kendaraan pribadi yang masuk ke Jogja untuk berwisata.
Saat Lebaran tidak ada makanan khusus. Didaerahnya di Bantul, hanya sedang trend tiga kuliner, yakni mangut lele, sate klatak, dan kopi klotok.
Sedangkan di kota Jogja, yang sekarang sedang menjadi trend adalah Tempo Gelato.
Sebumi juga memiliki program mendaki, merimba, dan melaut. Mendaki dilakukan di Rinjani, Lombok. Merimba dilakukan di hutan Merabu, Kalimantan Timur. Sedangkan Melaut dilakukan di Raja Ampat, Papua.
Santos tidak memiliki kantor luring, kantornya di gawai atau kantor virtual. Bagi yang ingin berwisata heritage dikombinasi dengan sembilan aspek Sebumi, kunjungi IG Santos, yakni @shantos.nug. Sebagai pemandu wisata yang sudah menerapkan digital marketing pada laman Instagramnya, dapat dilihat video Reel destinasi yang pernah dipandunya.
Jogja memang tidak pernah habis, ada saja yang bisa dikulik.
Pulang kekotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
("Jogja", KLA Project)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H