Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pesawat Seaplane Solusi bagi Penerbangan di Indonesia Tengah dan Timur

23 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 24 Januari 2024   21:36 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuhan Bajo sudah cukup banyak, sekitar 800.000 orang. Tahun 2024 target dinaikkan lagi menjadi 1 juta orang.

Kenaikan jumlah wisatawan ini tentunya disebabkan telah dioperasikannya bandara Komodo, dan 5 bandara besar lainnya, El Tari, Ende, Frans Seda, Umbu Mehang Kunda, dan Tambolaka serta 10 bandara kecil lainnya. Disamping paket wisata maritim yang memberikan pengalaman kepada wisatawan untuk tidur diatas kapal selama satu malam.

Keramaian di Labuhan Bajo tentunya juga harus dirasakan oleh destinasi wisata di tiga pulau utama: Flores, Sumbawa dan Timor. Kalau boleh ditambahkan destinasi wisata yang sedang naik daun adalah Sumba.

Membangun bandara baru di 3-4 pulau utama ini tentu akan menghabiskan dana tidak sedikit. Selama ini Indonesia Tengah dan Timur lebih banyak mengandalkan jalur laut, sudah baik, namun waktunya terlalu lama bagi wisatawan yang waktunya terbatas. Solusinya harus ada jalur udara yang lebih cepat.

Karena membangun bandara untuk pesawat besar akan memakan waktu lama dan menghabiskan banyak dana. Sempat terpikir untuk mengoperasikan pesawat Seaplane.

Saya teringat saat menghadiri pameran Indo Defence 2018 di JIE Kemayoran, Jakarta. Saat itu PT. Dirgantara Indonesia Persero (PTDI) sudah memamerkan pesawat seaplane yang sedang dikembangkannya. Semoga tahun ini pengembangannya sudah tuntas, dan tidak terkendala pandemi.

Pesawat dengan type N219 seaplane ini mampu mendarat di perairan, jadi tidak harus membangun bandara. Mengingat wilayah Indonesia Tengah dan Timur belum banyak terjangkau transportasi udara, maka diharapkan dengan pesawat seaplane ini akan merintis transportasi udara yang menghubungkan pulau-pulau di tiga T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal).

Disain pesawat seaplane ini hanya memodifikasi dari pesawat yang sudah ada. Misal N219 tinggal ditambahkan float, agar dapat mengambang dipermukaan air.

Pesawat N219 memiliki kapasitas angkut 2,3 ton dengan kecepatan 210 knot. Juga memiliki rate of line yang tinggi, dapat dioperasikan di kawasan berbukit seperti di Papua, karena mampu menanjak dengan cepat.

Transportasi udara mampu mengatasi transportasi laut yang sangat tergantung pada cuaca, misal ombak yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun