Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlukah Pendidikan Tingkat S2-S3?

19 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:06 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: lovepik com)

Bagi generasi baby boomers, kita yang berhasil duduk di bangku kuliah S1, apalagi berhasil lulus adalah suatu kebanggaan. Karena saat itu beaya untuk pendidikan sangat tinggi, dan jalur bea siswa masih langka. Kalaupun ada, harus sudah berhasil masuk dulu, lalu karena prestasi berhasil mendapatkan bea siswa, entah melalui prestasi akademik maupun olahraga.

Mulai abad 21, khususnya setelah internet dikenal masyarakat, jalur bea siswa mulai banyak ditawarkan. Masih berupa bea siswa prestasi, tetapi ada juga bea siswa dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, perusahaan BUMN, perusahaan swasta, Kementerian, bahkan Universitas tertentu. Bisa di dalam negeri bahkan di luar negeri.

Jadi, yang peting kita rajin beraelancar mencari bea siswa melalui internet, kita pasti mudah memperoleh kesempatan bea siswa. Kita tidak perlu memikirkan beaya lagi, karena biasanya beasiswa meliputi uang kuliah, uang buku / diktat, akomodasi dan beaya hidup. Paling yang harus kita siapkan dengan cara menabung hanya beaya paspor, visa, dan tiket untuk yang ke luar negeri, sedangkan yang di dalam negeri cukup menyiapkan tiket beaya perjalanan ke kota dimana kampus berada, bila tidak berada di kota yang sama.

Tentunya bagi yang mendapatkan bea siswa di luar negeri, harus mempersiapkan bahasa yang digunakan untuk belajar maupun bahasa pergaulan.

Bahkan bagi yang menjelang lulus S1, juga dapat mencari bea siswa lanjutan ke tingkat S2 dan S3.

Pengalaman pribadi

Setelah lulus S1 dengan beaya pribadi dan sedikit bantuan dari bea siswa yang diperoleh, penulis memutuskan untuk langsung terjun ke dunia kerja. Tak terlintas sedikitpun untuk melanjutkan ke jenjang S2 apalagi S3.

Apalagi penulis bekerja di perusahaan swasta, yang kesibukannya luar biasa dan sering di pindah tugas ke luar kota.

Untuk memikirkan mengambil jenjang S2  tidak terpikir, karena yang diutamakan di perusahaan swasta adalah kemampuan (skill), bukannya gelar atau ijasah. Selain karena tidak diperlukan, juga waktu yang tidak memungkinkan, karena tidak berani mengambil kuliah S2, karena kawatir tiba-tiba kena pemindahan tugas, bisa terhenti ditengah jalan.

Memang saat menjelang pensiun, sempat terpikir untuk menempuh jenjang S2 agar setelah pensiun dari pekerjaan awal, dapat mengajar. Karena syarat mengajar S1 sekarang harus memiliki gelar S2, tidak cukup dari bekal pengalaman saja.

Siapa yang harus menempuh jenjang S2-S3?

Dari pengalaman, bila bekerja di perusahaan swasta, pada umumnya gelar tidak terlalu dipentingkan. Yang peting adalah kemampuan kerja. Bahkan ada seloroh diantara generasi Z, bahwa gelar panjang atau berseret tidak dipentingkan lagi pada era disrupsi karena yang diutamakan adalah kemampuan. Misal sebagai content creator tidak dipentingkan ijasah SMA, S1 atau S2, yang peting dapat menghasilkan video yang menarik.

Yang perlu mengambil kuliah S2-S3 adalah mereka yang bekerja sebagai ASN atau di dunia pendidikan. Karena gelar masih sangat dihargai. jadi bagi kita yang bekerja sebagai ASN atau dosen, gunakan kesempatan untuk kuliah S2-S3 saat pulang kerja maupun saat akhir pekan. Raihlah gelar setinggi mungkin, karena makin tinggi gelar yang dimiliki akan lebih dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun