Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kiat Menembus Penerbit Mayor

11 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:28 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: literasi.net)


Semua penulis tentu ingin memiliki atau menerbitkan karyanya. Menerbitkan buku sekarang sangat mudah, banyak penerbit indie, bila penulis memiliki modal untuk mencetak bukunya, dengan mudah penerbitan mencetak bukunya.

Yang sulit sekarang, justru untuk mendapatkan nomor ISBN, karena lembaga yang mengeluarkannya makin ketat dan berhati-hati. Hanya buku dengan kualitas isi yang baik yang bakal memperoleh ISBN.

Tapi penerbit juga tidak kekurangan akal, gagal memperoleh ISBN, muncul ide menggunakan QRCBN.

Jadi, tentunya yang membuat kita bangga adalah bila hasil karya kita diterbitkan oleh penerbit mayor.

Karena, modal ongkos cetak, distribusi buku, hingga honor penulis diurus oleh penerbit mayor.

Namun untuk dapat memasukkan naskah ke penerbit mayor ini sulitnya tidak terbilang. Melalui jalur resmi, kita harus bersaing dengan ratusan naskah yang masuk ke tim editor Tentu yang lebih mudah bila kita memiliki koneksi dengan tim editor, karena kita akan diterima sebagai tamunya, minimal naskah kita akan diprioritaskan dari antrean. Atau, minimal kita berhasil menembus satu kali, naskah berhasil diterbitkan. Apalagi bila buku kita menjadi best seller, ganti giliran tim editor yang mencari-cari kita.

Secara umum tim editor dalam penerbitan mayor terdiri dari fiksi dan non fiksi. Yang termasuk fiksi diantaranya, novel, kumpulan puisi, kumpulan cerpen, Komik, dan buku untuk anak. Sedangkan yang tergolong non fiksi adalah Komputer, Kesehatan, Keagamaan, Financial, Bisnis, Pengembangan Pribadi, Humaniora, dan Pemberdayaan Anak (Parenting).

Masing-masing bagian memiliki kriteria tersendiri.

Fiksi

Kita harus menyiapkan naskah dengan minimal 150 halaman A4 dengan jarak 1,5 spasi atau identik dengan 3.000 kata per bab. Tentunya dengan tema menarik atau sedang sesuai trend. Harus memiliki karakter tokoh yang jelas, setting tempat yang tapat, waktu, dengan alur cerita yang membuat pembaca tertarik, biasanya dengan menciptakan konflik hingga mencapai klimaks pada bab-bab terakhir.

Non Fiksi

Minimal 100 halaman A4 dengan spasi 1,5. harus terdapat kejelasan antara bab dan sub bab.

Tema menarik dan sedang trend.

Naskah yang telah selesai, secara lengkap beserta sinopsis dikirimkan melalui surat elektronik, beserta latar belakang penulis yang relevan.

Maksudnya relevan, misal penulis berlatar belakang kedokteran sangat diminati bila menulis tentang dunia kedokteran. Contoh : novel karya Marga T yang memiliki latar belakang seorang dokter menulis tentang tokoh dokter.

Pada non fiksi, seorang insinyur teknologi informasi tentu lebih dipercaya untuk menulis buku Komputer, seorang pialang saham akan lebih dipercaya menulis tentang seluk belum bursa berjangka.

Adapun hal lain yang perlu diperhatikan saat penulisan naskah:
* Menyampaikan informasi secara jelas dan lugas.
* Gunakan diksi atau pilihan kata yang tepat, misal pemakaian tanda baca.
* Hindari salah ketik.
* Hindari pengulangan kalimat.
* Gunakan kata yang sudah baku pada KBBI dan sesuai EYD.
* Tim editor akan sangat fokus pada bab 1-3, sehingga bila mereka tertarik, kita boleh merasa aman. Sebaliknya, bila mereka merasa bosan, naskah kita hampir pasti akan ditolak
* Jangan sekali-kali menjadi plagiat, Hal ini sangat diharamkan. Sekali masuk daftar hitam, akan sulit nemperbaiki nama kita.
*:Sebelum mengirimkan naskah ke penerbit, baca ulang naskah yang kita tulis, cek tata bahasa, cek penempatan tanda baca, cek ejaan, dan hal-hal kecil lain. Kita harus melakukan self editing atas naskah kita sendiri.

Setelah naskah kita diterima, tidak otomatis naik cetak. Masih melalui proses penyuntingan. Bila proses penyuntingan sudah ok, baru literuskan ke bagian layout dan perwajahan. Waktunya bisa sekitar 6-12 bulan, sebelum buku terbit.

Sudah siapkan mental  kita untuk menghadapi penolakan, kritik dari tim editor dan bahkan siap berbangga hati bila buku karya kita terdisplay di toko buku ?

Selamat berkreasi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun