Kita sekarang memasuki awal tahun 2024, yang sebelumnya ditandai dengan libur Nataru (Natal dan Tahun Baru).
Sebenarnya dampak dari libur Nataru ini tidak terlalu signifikan. Karena libur biasanya dirasakan oleh mereka yang mengambil atau menghabiskan jatah cuti tahunan. Sebagian besar perusahaan hanya meliburkan karyawan hanya pada tanggal merah saja. Dampak kesehatan mental pada Post Holiday Blues lebih nyata pada libur Lebaran, karena menyangkut pertemuan dengan orangtua dan keluarga di desa / kampung.
Namun karena golongan pekerja sekarang didominasi oleh generasi Z yang sangat mengidolakan liburan, maka gejala kesehatan mental sering terjadi di kalangan generasi Z.
Pengertian Post Holiday Blues adalah sindrom yang menimbulkan rasa sedih saat liburan berakhir, sehingga orang merasa tidak bersemangat saat berada di tempat kerja. Post Holiday Blues boleh dikatagorikan sebagai gejala terganggunya kesehatan mental. Karena kegemaran berwisata / liburan, dari teman yang bekerja di HRD, sering mendapatkan pertanyaan apakah perusahaan mengizinkan WFH atau WFA. Ini tandanya mereka sangat maniak liburan.
Ciri-ciri orang yang mengalami Post Holiday Blues adalah:
* Merasa gelisah dan mudah sakit kepala
* Mengalami penurunan berat badan
* Mudah tegang, karena aktivitas motorik berlebihan
* Resah tentang kondisi keuangan
* Susah tidur
* Hilangnya motivasi untuk bekerja
* Merasa hampa
* Mood berubah-ubah
* Sering mengalami stress hingga depresi
Adapun penyebab utama Post Holiday Blues adalah:
* Perubahan suasana liburan ke suasana kerja menimbulkan stress hingga depresi
* Merasa kehilangan, misal harus berpisah dengan orangtua di kampung halaman
* Pengeluaran yang besar saat liburan, meresahkan status keuangan
Bagaimana mencegah Post Holiday Blues?
Kita harus mengantisipasi dengan menyusun dokumentasi foto / video selama liburan, menyusun rencana liburan yang menarik berikutnya.
Bagi yang sudah terlanjur mengalami Post Holiday Blues lakukan langkah berikut ini:
* Beristirahat yang cukup
* Berolahraga sebagai aktivitas yang menyenangkan
* Mengkonsumsi makanan sehat
* Melakukan komunikasi yang baik dengan keluarga
* Menyusun rencana liburan berikutnya
Meski gejala kesehatan mental ditengarai banyak dialami generasi Z, asal mampu melakukan tindakan pencegahan dan mengatasinya, diharapkan tidak terjadi stress atau depresi akibat Post Holiday Blues.
Nikmatilah pekerjaan secara baik, dan janganlah dianggap sebagai beban. Selamat bekerja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H