Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengunjungi Kota Tua Chaozhou

12 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 12 Desember 2023   10:06 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kami menginap di Shantou yang terletak di daerah Chaosan Guangdong. Dari sini dekat bila ingin ke Chaozhou dan Jieyang. Disini warga menggunakan bahasa daerah / dialek Chaozhou yang di Indonesia dikenal sebagai dialek Tio Ciu (seperti di Kalimantan Barat, Ketapang dan Pontianak, serta Kepri). Orang Jakarta lebih mengenal kelezatan kuliner Tip Ciu.

Jarak antara Shantou dan Changzhou sekitar 50km, dapat kesana dengan menyewa mobil atau naik taksi. Melewati highway dan jalan biasa, kira-kira 30 menit lama perjalanan

Chaozhou adalah sebuah kota tua yang menjadi destinasi wisata. Kota ini sudah berumur 1.600 tahun lebih.

Kota Chaozhou dikenal sebagai kota asal angin yang meniupkan peradaban baik pada semua orang.

Kota ini telah ditetapkan sebagai Kota Sejarah dan Budaya Nasional.

Dalam perjalanan dari tempat parkir, kami melalui lorong yang banyak dihiasi poster dengan tulisan bermakna bagus, menurut teman kami yang dapat membaca aksara Mandarin.

Tulisan bermakna (dokpri)
Tulisan bermakna (dokpri)

Tulisan bermakna (dokpri)
Tulisan bermakna (dokpri)

Misalnya:
* orang yang baik akan menciptakan masyarakat harmonis
* keharmonisan keluarga menjadikan keharmonisan peradaban
* kerukunan mendatangkan oerdamaian dunia
* Kualitas peradaban harus dipupuk sedikit demi sedikit, hasilnya harus dihargai semua orang

Semangat masyarakat Chaozhou terus diterapkan pada era baru, agar warga kota baru selalu mengenal peradaban baik.

Walau sudah melewati ribuan tahun, bangunan rumah masih terawat baik.

Bangunan tua ( dokpri)
Bangunan tua ( dokpri)

Kebudayaan disini meliputi sulaman, musik, opera, barongsai, dan kuliner. Kota ini terkenal dengan jejuluk kota Phoenix.

Disini kami menemukan sebuah menu minuman dengan sebutan aneh, yaitu Teh Berbau Kotoran Bebek. Tetapi kami enggan mencobanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun