Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaga Eksistensi Wayang di Era Gen Z

19 November 2023   05:00 Diperbarui: 19 November 2023   06:22 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang (sumber gambar: kemendikbud)

Dalang sekarang dengan dulu berbeda. Kalau dulu selalu ada persiapan sehingga perlu nyantrik dan puasa sebelum tampil, sehingga timbul kesan magis. Sedangkan sekarang tidak perlu nyantrik dan puasa, bahkan dalang dapat dipelajari.

Jadi persiapan yang dilakukan sebelum tampil justru menyesuaikan gerakan dengan suara karawitan dan sinden, serta jalan cerita.

Mengenai adanya orang asing yang menjadi dalang dan sinden, Eko menganggapnya sebagai kemajuan. Bahkan Eko merasa bangga saat melihat 3 anak kecil menangis ingin memegang wayang, tetapi dilarang orangtuanya. Sehingga dengan sabar Eko menemani ke 3 anak tersebut memegang wayang koleksinya.

Harus sampai langit terang

Sementara narasumber kedua, Budi Susilo mengaku sebagai pecinta wayang.

Budi Susilo (dok: Koteka)
Budi Susilo (dok: Koteka)

Budi mengaku sudah mengenal wayang sejak SD, meski hanya mendengarkan melalui radio, bukan menonton langsung.

Meski pada awalnya, keluarganya kurang setuju, namun karena mendengarkan wayang adalah hobinya, maka lama kelamaan keluarganya memaklumi.  Bahkan Budi sangat hafal jadual siaran wayang tiap hari di Jogja. Bahkan sekarang sudah bisa ditangkap secara streaming yang rata-rata memutar pertunjukan dalang terkenal meski sudah almarhum.

Kalau pada pertunjukan wayang sekarang, sering ada bintang tamu atau menampilkan sinden yang cantik, adalah upaya untuk menggairahkan orang untuk menonton wayang.

Menjawab tentang koleksi wayangnya, Budi memiliki pada 10 tahun lalu, wayang kualitas rendah seharga 500 ribuan yang masih menggunakan pewarna brom. Kini koleksinya sudah meningkat ke kelas prodo (emas) yang harganya mencapai 2,5 juta.

Apakah membeli koleksi wayang seizin istrinya? Menurut Budi, beli dulu, baru minta maaf, kalau harus izin pasti dilarang.

Tentang perawatan koleksi wayangnya, Budi menjelaskan cukup disimpan di kotak, dan diangin-anginkan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun