Sendiri
Kini aku sendiri lagi
Entah susah entah hati pedih
Tak peduli
Sendiri
Mungkin lebih baik begini
Tak perduli apa yang terjadi
(Petikan lagu "Sendiri Lagi", Trio Bimbo)
Pada saat kita masih aktif bekerja, mungkin juga aktif di komunitas maupun organisasi. Apakah kita pernah atau sempat memikirkan bahwa kita suatu hari akan mengalami kesendrian?
Yah, selama kita masih bisa aktif, maka kita masih disibukkan oleh suatu kegiatan, baik bepergian atau pun sekedar rapat rutin.
Pernahkah kita nembayangkan pada suatu hari saat tubuh kita sudah tidak fit lagi, sementara pasangan hidup (bagi yang memilikinya) Â sudah mendahului kita meninggal dunia atau apalagi yang berstatus jomblo, sedangkan anak sudah memiliki kesibukannya sendiri-sendiri, entah di luar negeri, di luar kota, maupun di kota yang sama tapi beda rumah, membuat kita harus hidup sendiri dalam kesepian.
Dulu, sebelum teknologi berkembang pesat seperti sekarang, saat dunia media masih jaya, beberapa orang memiliki cara unik untuk mengusir kesepian. Mereka sengaja menutup lubang kotak surat maupun lubang di sekitar rumah, dan minta layanan khusus dari pengantar koran untuk nnengetuk pintu rumahnya. Dan mereka akan segera membuka pintu untuk menemui pengantar koran dan menerima langsung koran dari si pengantar koran. Padahal belum tentu mereka membaca Isi korannya.
Tujuannya, pertama terjadi sosialisasi dengan sesama manusia, kedua ada yang tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal (ketika pintu rumah yang diketuk tidak dibuka). Bahkan ada diantara mereka yang nenitipkan nomor telepon anak atau keluarga dekatnya agar dihubungi bila suatu hari mereka ditemukan telah meninggal dunia.
Era digital, kita tidak perlu lagi menggunakan cara diatas. Sekarang ada aplikasi pesan singkat, entah WhatsApp, Line, WeChat, Telegram dan lainnya.
Kita dapat bergabung dalam group keluarga atau eks sekolah / kuliah / tempat kerja dulu. Kita dapat saling berkomunikasi dengan orang-orang seumur atau sepantaran.
Tapi syaratnya, kita harus aktif, jangan pasif, minimal kirimkan sapaan "selamat pagi" untuk menandakan kita masih hidup. Meski group pesan singkat kadang membosankan, karena hanya berisi selamat pagi, happy birthday, atau happy anniversary, atau ikut berduka cita, tapi sebaiknya kita tetap aktif, agar teman-teman mengetahui kita masih sehat dan hidup.
Dalam mengikuti group, janganlah terlalu sensitif, mudah tersinggung, atau ingin berkuasa. Anggalpah semua peserta group adalah setara, entah dia orang kaya, orang miskin, mantan pejabat, maupun karyawan biasa saja. Semua adalah teman kita, saat masih kecil / remaja, bergaullah secara wajar, agar kita tidak dikucilkan atau dianggap orang aneh.
Tetaplah bersosialisasi, karena kita adalah mahluk sosial. Usirlah kesepian dengan selalu bersosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H