film "Ngidam", dan open casting, saya selalu mengikuti. Hanya gagal ikut saat shooting dilakukan karena sedang sakit.
Sejak rencana pembuatanSaya terus memantau saat tim KOMiK sibuk melakukan proses akhir film ini dengan rapat-rapat marathon, hingga akhirnya film ini dinyatakan selesai. Kami harus menunggu penayangan perdana di even Jakarta Film Week 2023, karena yang mendanai film ini adalah program Jakarta Film Fund (JFF).
Beberapa hari sebelum waktu tayang "Ngidam", kami diinfo melalui WA group oleh admin KOMiK agar siap-siap mengikuti ticket war di situs loket.com.
Segera saya registrasi di loket.com namun gagal, karena kode OTP tak kunjung diterima. Jadi saya putus harapan untuk bisa nonton "Ngidam". Meski banyak teman masih memberi semangat, ikut berburu tiket OTS (On The Spot).
Saya paling malas, untuk berebut, apalagi bila antreannya panjang. Sudah pasti saya kalah melawan anak-anak muda yang lebih lincah.
Beberapa hari sebelum Hari H (waktu tayang "Ngidam"), saya dihubingi admin KOMiK, ada 1 tiket untuk nonton film "Sweet Dream" di Jakarta Film Week. Waktunya, jam 19.05, tepat setelah waktu pemutaran film "Ngidam" yang 16.55 pada hari kedua JFW.
Langsung saya setujui, karena saya berpikir inilah kesempatan saya untuk ikut berburu tiket OTS. Logikanya, bila gagal memperoleh tiket OTS, saya toh harus ke Grand Indonesia, kalau berhasil, saya bisa nonton marathon.
Maka hari Kamis 26 Oktober 2023 jam 14.00 saya sudah siap di CGV Grand Indonesia, padahal waktu yang ditetapkan untuk mulai antre tiket "Ngidam' jam 15.25 (90 menit sebelum waktu tayang).
Ternyata antrean tiketnya tidak sempurna, tepat jam 14.30 jalur antrean tiket dibuka. Saya langsung ikut antre bersama orang-orang yang ingin nonton film lain. Ketika berada di ujung antrean, saya ditanya panitia, mau nonton film apa. Saya katakan "Ngidam". Tetapi panitia justru bingung, tidak ada film "Ngidam". Akhirnya saya mengatakan, saya pilih film yang diputar jam 16.55. Dan panitia mengatakan ini film program JFF.
Ya udah, saya ambil saja, Toh saya baru akan nonton "Sweet Dream" jam 19.05 daripada tidak ada kesibukan nonton saja film program JFF.
Selesai mendapatkan tiket secara OTS, saya duduk di bangku bulat di depan CGV. Kulirik gawai, sudah ada 3 notifikasi WA dari 3 orang teman. Satu dari Dewi, kedua dari Erwin dan ketiga dari  mas Didi.
Pertama, saya kontak Dewi. Dewi menanyakan apa saya sudah mendapat tiket OTS. Saya katakan saya dapat, tapi untuk program film JFF. Dewi menjelaskan, bahwa film "Ngidam" termasuk program JFF, jadi saya akan bisa nonton 'Ngidam" saat itu. Wah sungguh merasa senang. Impian saya untuk nonton "Ngidam" yang sudah sirba terobati sudah.
Yang kedua, saya kontak Erwin, ternyata dia memberitahu bahwa antrean sudah ditutup. Erwin adalah salah seorang figuran pada film 'Ngidam".
Yang terakhir, saya kontak mas Didi, rupanya dia berhasil mendapat tiket via loket com. Sambil menunggu, jam tayang ketemu Ira yang berhasil memperoleh tiket pada jam 16.40, atau tiket yang dibagikan, karena pemilik tiket loket.com tidak hadir.
Sambil menunggu jam tayang, saya bertemu banyak anggota KOMiK dan admin KOMiK, seperti Nuty, Ida, Windhu, dan Linda.
Menjelang jam 16.55 kami masuk ke studio, hanya Linda yang menunggu di depan karena memegang tiket untuk Noval dan Maidy.
Ternyata film program JFF adalah 3:film yang didanai oleh JFF, yaitu "Alif Ingin Punya Pacar", "Rabu yang Bahagia'" dan "Ngidam" (lihat tulisan saya tentang ke tiga film ini di Kompasiana).
Film "Ngidam" berkisah tentang Abdul dan Lela, suami istri, yang Lela sedang hamil. Yang diingini selalu kuliner Betawi dari yang mudah hingga sulit ditemukan, seperti nasi uduk, gabus pucung, sayur vesan, es selendang mayang, dan sayur babanci.
Erwin sempat muncul pada adegan Abdul saat mencari es selendang mayang.
Yang paling sulit, mencari sayur babanci, sehingga Abdul kena omel Ibu mertuanya (Dennise Sihombing). Akhirnya Abdul memperoleh cara untuk mendapatkan sayur babanci.
Pada film ini juga dipotret suasana perkampungan Betawi, dimana istri-istri sibuk ngumpi dengan tetangga sambil menanti suami pulang kerja. Disini tampill Denik (sebagai mpok Hindun) dan Efa.(sebagai Nina).
Sayang sekali beberapa adegan yang diperankan Windhu, dan Nuty kena potong, sehingga tidak tampil.
Rasanya senang sekali berhasil nonton bareng film "Ngidam", film pendek produksi kedua KOMiK. Terlebih nonton bersama teman-teman. Terima kasih KOMiK atas cindera mata berupa gantungan kunci dengan aksen Betawi. Setelah pertunjukan selesai, kami sempat berfoto bersama dengan sutradara, pemain Lela, none Jakarta, Efa yang datang sorean, juga dengan Festival  Director JFW, Rima Damayanti.
Selamat untuk KOMiK dengan film pendek kedua, selamat untuk Dewi dan teman-teman yang sudah memperoleh pengalaman baru dalam produksi sebuah film. Sangat disayangkan babe Helmi kameraman pada film ini tidak dapat hadir karena sedang sakit. semoga cepat pulih.
Demikianlah keseruan dan kegalauan saat ingin dan sesudah nonton film '"Ngidam". Bagaimana pengalamanmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H