Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film

JFW Pentaskan 3 Film Pendek

27 Oktober 2023   05:00 Diperbarui: 27 Oktober 2023   05:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta Film Week 2023 melalui program Jakarta Film Fund 2023 telah mementaskan 3 film pendek hasil kompetisi dari 200 lebih peserta.

Pertunjukan berlangsung pada hari kedua JFW, tanggal 26 Oktober 2023 di CGV Grand Indonesia, Jakarta jam 16.55.

Film pertama adalah sebuah film drama komedi yang di sutradarai Faznie Permana berjudul "Alif Ingin Punya Pacar, Yuli Ingin Dibonceng Ngabers".

Film ini hanya mengambil lokasi pengambilan gambar di kawasan Sudirman dan konon kabarnya pengambilan gambar hanya 1 hari.

Film ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Alif yang ingin punya pacar. Sebaliknya, Yuli juga ingin punya pacar asalkan memiliki sepeda motor yang keren.

Pendek cerita, keduanya bertemu dan sepakat menjadi pacar masing-masing. Namun naas, pada suatu saat ketika mereka berkencan, sepeda motor Alif yang belum lunas disita.

Yuli jadi ngambek, sedangkan Alif berusaha merayunya. Kebetulan muncul cowok keren mengendarai sepeda motor keren. Yuli ingin menarik perhatian cowok itu, maka Yuli meminta Alif untuk membeli cilok dari langganannya.

Alif berusaha sepenuh hati, namun tidak ketemu penjual cilok yang diincar Yuli. Hingga saat Alif kecapean, muncullah tukang cilok yang diincar Yuli. Saat Alif sudah membeli cilok, dia kecewa karena melihat Yuli berboncengan dengan cowok lain.

Yuli pun kecewa, karena ternyata cowok itu sudah punya pacar. Bagaimana akhir film drama humor ini? Silakan saksikan di JFW.

Film kedua, berjudul "Rabu yang Bahagia" sebuah film drama, karya sutradara: Candra Aditya. Bercerita tentang kerinduan orangtua terhadap anaknya yang sudah 2 tahun tidak pulang ke kampung.

Akhinya Ibu Heru meminta pak Heru ke Jakarta dengan alasan akan rapat dengan calon pembeli panennya. Danang diminta menjemput di terminal bus.

Danang menjemput ayahnya dengan sebuah mobil bekas yang tiap hari digunakannya untuk mencari penumpang sebagai pengemudi taksi daring.

Pak Heru menemukan kartu identitas sebuah perusahaan dengan nama Danang, tapi nalurinya mengatakan Danang berbohong. Lalu pak Heru merayu putranya, agar jujur padanya. Akhirnya, Danang mengaku sudah 2 tahun ini tidak bekerja, karena sudah mengundurkan diri. Dengan pesan jangan diberitahukan kepada ibunya.

Saat sedang minum di kedai Cong Sim,  Pak Heru mengajak makan pagi, Danang memberitahu bahwa makanan di kedai itu mengandung babi. Pak Heru malah menyambutnya dengan baik, dengan pesan jangan memberitahu ibunya. Lalu makanlah keduanya.

Selesai makan pagi, Danang mengantar pak Heru ke lokasi rapat. Setelah selesai, pak Heru merasa lapar dan mengajak makan. Danang mengajaknya ke kedai soto tangkar. Sambil makan, Danang bercerita bahwa dia bercita-cita menjadi aktor. Yang diremehkan oleh pak Heru. Apalagi saat Danang bilang sudah punya pacar. Pak Heru berpesan jangan menghamili anak orang. Pak Heru juga bercerita sekarang harus mengurus sawah adiknya , dan minta Danang pulang. Tapi Danang bertekad ingin jadi aktor. Lalu pak Heru ingin membeli oleh-oleh untuk istrinya. Keduanya bingung, apa ya oleh-oleh dari Jakarta.

Saat kebingungan, mobil Danang malah mogok, sehingga harus menginap di bengkel. Keluar dari bengkel, pak Heru dan Danang jalan-jalan saja, sambil menunggu waktu pulang.

Setelah mengantarkan ayahnya ke terminal bus Danang pamit pulang. Saat Danang akan naik ojol yang dipesannya, teleponnya berdering.

Siapa yang menelepon? Bagaimana keputusan pak Heru atas cita-cita Danang? Saksikan jawabnya di JFW.

Secara drama keluarga, film ini baik. Namun adanya unsur SARA, dapat berbahaya bila penonton fanatik memprotesnya. Dan unikny film ini, banyak mengeksplorasi makanan.


Film terakhir adalah "Ngidam" produksi KOMiK, komunitas Film Kompasiana dengan sutradara: Agung Jarkasih.

Film ini bergenre drama Betawi, menjual kelucuan kerepotan seorang suami, Abdul saat istrinya, Lela hamil, dan minta banyak makanan tradisional Betawi.

Film ini juga memotret ciri khas keluarga Betawi, dimana istri-istri saling ngrumpi dengan tetangga, sambil menunggu suami pulang kerja.

Banyak jenis makanan tradisional Betawi, yang diungkap seperti nasi uduk, gabus pucung, sayur besan, es selendang mayang dan sayur babanci yang sudah sulit dicari. Sehingga Abdul direngeki istrinya, dan diomelin ibu mertuanya.

Yang paling susah adalah mencari sayur babanci. Bagaimana upaya Abdul memenuhi permintaan istrinya? Jawabnya , bisa diperoleh dengan menonton di JFW.

Bagi yang belum menyaksikan hari Kamis ini, dapat menyaksikan di JFW hari Sabtu di Kine Forum, Taman Ismail Jakarta. Mengenai waktunya dapat dicari di situs JFW.

Selamat menyaksikan !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun