Seperti kita ketahui bersama, Yon Bayu Wahyono pada hari Minggu 29 Oktober 2023 akan melakukan bedah novel atas novel barunya "Prasa" dan "Kelir". Setelah membahas tentang jeroan novel "Prasa". Kini giliran saya membedah isi novel "Kelir".
Novel "Kelir" lebih tipis bila dibandingkan dengan novel "Prasa", hanya 164 halaman.
Sinopsis
Novel ini berkisah tentang kegundahan seorang pria tua bernama Hamoroto, pensiunan Kapten yang telah ditinggal wafat istri yang sangat dicintainya. Tinggal terpisah dari dua anaknya, Paksi dan Ulfa yang tinggal di Jakarta. sementara sejak anak-anak masih kecil, ia belum pernah menurunkan tradisi Jawa pada anak-anaknya.
Pada awal novel yang terdiri atas 12 bab ini, dikisahkan tentang kehidupan kakek Paksi atau ayah Hamoroto, Kromo atau Ki Andong dengan latar tahun 1970-an.
Barulah novel yang kurang puitis, atau kurang nyastra, bila dibandingkan dengan "Prasa", mengalir ke tokoh utama, Hamoroto yang ingin mengajak Paksi untuk ke Banyumas. Melompat ke tahun 2022. Paksi bisa cuti seenaknya, karena ia bekerja di perusahaan milk Hamoroto.
Dikisahkan konflik yang terjadi antara Paksi dengan Haruni, tunangannya yang akan berulangtahun saat Paksi diajak ayahnya ke Banyumas. Haruni curiga, Paksi akan dijodohkan di Jawa, karena ayah Paksi sepertinya kurang merestui hubungan keduanya, dengan alasan  weton keduanya kurang sesuai.
Paksi yang selalu tidak berani membantah permintaan ayahnya yang seperti perintah, dengan berat hati meninggalkan Haruni, yang langsung ngambek dengan tidak membalas pesan singkat Paksi serta tidak menjawab panggilan telepon Paksi.
Dengan risau, Paksi mengendarai mobil ayahnya, sebuah mobil tua namun terawat. Hingga tiba di rumah kakeknya di Banyumas, Paksi belum tahu tujuan ayahnya mengajak berlibur ke Banyumas, selain mengatakan ingin memberitahu batas-batas tanah warisan kakeknya. Ternyata Paksi diajak ke padepokan kakeknya.
Pagi harinya, Paksi terkejut ketika melihat seorang gadis mengetuk pintu rumah kakeknya, dan mencari ayahnya. Paksi langsung curiga, gadis bernama Dyah, putri dari mantan anggota padepokan kakeknya, adalah calon Ibu tirinya atau gadis yang akan dijodohkan padanya. Meski gadis ini mengaku sebagai mahasiswi S2 yang sedang mengumpulkan data tentang padepokan untuk bahan thesisnya.