Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Yon Bayu Akan Luncurkan Sekaligus 2 Novel

19 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 19 Oktober 2023   10:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersana Yon Bayu (dok: Denik)


Bagi Kompasianer yang rajin mengikuti laman Temu Kompasiana pasti sudah membaca pengumuman kompetisi blog mengenai reportase bedah buku 2 novel Yon Bayu Wahyono yang diadakan oleh Click berkolaborasi dengan beberapa komunitas lainnya.

Siapakah Yon Bayu Wahyono?

Dia adalah Kompasianer senior, bergabung sejak 2012, mungkin bagi Kompasianer baru belum mengenalnya. Dia aktif di era Kompasianer saat masih dipegang Kang Pepih dan Mas Isjet. Bahkan sempat mendapat anugerah "Best of Opinion 2017". 

Sekarang dia menjadi pasif, dengan alasan punggawa Kompasiana yang sekarang agak menjaga jarak dengan Kompasianer senior, lebih akrab dengan Kompasianer muda. Tapi secara pribadi Yon mengatakan bahwa dia tetap setia pada Kompasiana, mungkin suatu hari, dia akan kembali aktif di Kompasiana bila kebijakan Kompasiana telah berubah lagi.

Yon sering menulis cerpen (sering muncul di tabloid Nova) dan andalannya adalah konten politik. Saya masih sempat bertemu Yon saat mbak Widha Karina mengumpulkan penulis kolom politik di O2 Corner yang akhirnya dipindahkan ke Ruang rapat KKG. 

Waktu itu Yon sempat berseloroh, koq saya hadir khan saya bukan penulis kolom politik. Ya, karena Yon mengenal saya sebagai penulis konten olahraga, khususnya bulutangkis, yang sangat cepat, bahkan berani adu cepat  dengan media mainstream.

Yon yang juga mantan wartawan dan mantan pengelola majalah Misteri, kini rajin menulis novel. Sejumlah novelnya telah ditolak atau masih digantung oleh penerbit mayor. Mungkin penerbit mayor merasa kurang aman (secure) menerbitkan karya Yon yang nyrempet-nyrempet atau mempertanyakan kebijakan penguasa. Akhirnya, dengan modal pribadi 2 novel, yakni "Prasa" dan '"Kelir" diterbitkan secara indie dan dicetak terbatas. Bagi yang tertarik untuk membacanya harus memesnnya langsung ke penulis novel.

Sedikit gambaran mengenai 2 novel karya Yon Bayu yang akan di bedah di Ruang H.B. Yasin TIM pada 29 Oktober 2023 mendatang.

"Prasa"

Novel ini bukan novel yang berat, menurut penulisnya. Justru novel yang romantis, meski dikemas dalam bingkai perseteruan yang sering terjadi dalam masyarakat.

Prasa (dokpri)
Prasa (dokpri)


Prasa adalah nama seorang gadis cantik yang tinggal di Jakarta. Prasa adalah anak angkat dari seorang perwira yang telah nembumi hanguskan rumahnya saat masih berpangkat Kapten. Sang Kapten merasa kasihan dengan bayi cantik yang ditinggal kedua orangtuanya, lalu dibawanya pulang, diasuh dan dibesarkan seperti anaknya sendiri hingga menjadi seorang gadis cantik.

Saat dewasa, Prasa merasa agak aneh, karena warna kulitnya beda dengan warna kulit orangtuanya. Demi mendapat jawaban atas rasa penasarannya, akhirnya Prasa nenyelidiki latar belakangnya.

Dari hasil penyelidikannya, akhirnya diketahui bahwa dia adalah anak angkat, dan orangtua kandungnya telah meninggal saat pembebasan lahan sawit di daerahnya di Lampung  saat berlangsung operasi tanpa nama.

Terjadilah konflik pada diri Prasa, apakah dia harus berterima kasih pada orangtua angkatnya yang telah membesarkannya atau harus membalas dendam karena orangtua angkatnya ternyata penyebab kematian orangtua kandungnya.

Konflik cerita pada novel ini banyak dialami oleh warga Indonesia yang pernah mengalami peristiwa HAM berat. Seperti peristiwa pembantaian manusia akibat G30S/PKI, peristiwa 1998 dan peristiwa lainnya.

Kita (para pembaca) akan dihadapkan pada konflik yang sama dengan Prasa, apakah harus membalas dendam atau melupakan peristiwa kelam, yang tidak pernah dituntaskan secara hukum dengan adil.

"Kelir"

Kelir adalah panggung dalam pertunjukan wayang kulit. Novel ini juga membingkai kisah romantis dalam panggung yang sarat tradisi Jawa yang luhur tapi penuh gejolak. Dikisahkan seorang pria Jawa yang sudah uzur, merasa berkewajiban menurunkan nilai tradisi Jawa pada anaknya yang tinggal di kota. Sanggupkah dia menurunkan tradisi Jawa yang luhur ditengah modernisasi saat ini?

Kelir (dokpri)
Kelir (dokpri)


Dalam beberapa babad tanah Jawa, dikisahkan akan datangnya Sabda Palon dan Naya Genggong 500 tahun setelah kejayaan Majapahir, yang diperkirakan pada abad 20 atau tepatnya pada masa Indonesia dalam pemerintahan Orde Baru dengan Presiden Soeharto. Namun kenyataanya belum muncul, apa yang salah?

Peristiwa sejarah yang dipenuhi peperangan, sejak mulai agama asli masyarakat Jawa, berupa kepercayaan animisme dan dinamisme. Yang terus bergolak saat datangnya agama Hindu, Budha, dan Islam di nusantara

Peristiwa pembunuhan anak pada ayahnya yang Raja karena tidak bersedia mengikuti agama yang dianut anaknya, seperti kejadian Raden Patah dengan Brawijaya maupun kisah tragis di Pasundan.

Novel ini bukan novel sejarah atau agama, tetapi novel romantis, jadi tidak berat untuk dibaca. Dengan membaca novel ini kita akan memahami atau belajar akan budaya Jawa karena dirangkai cukup lengkap.

Penasaran ingin membaca novel ini selengkapnya? Datang saja ke TIM pada tanggal 29 Oktober 2023. Ke dua novel ini akan dibedah oleh pakar sastra. Mungkin ada counter yang menjajakan ke 2 novel ini. Atau pesanlah novel ini pada penulisnya. Selamat membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun