Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Semes7a", Kisah 7 Pegiat Lingkungan

18 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 18 Oktober 2023   10:12 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film ( sumber gambar: kompas.com)


KOMiK, komunitas  pecinta film Kompasiana pada awal bulan Oktober 2023 ini merasakan sendiri akibat dari pemanasan global (global warming). Suhu udara di Jabodetabek memanas, bahkan hingga 37 derajat Celcius, suhu maksimum yang belum pernah terjadi pada musim kemarau sebelumnya.

Bahkan di beberapa daerah, sudah merasakan kekeringan parah, sehingga kesulitan  mendapatkan air tanah. Para petani pun berkeluh kesah akan gagalnya panen akibat kemarau panjang kali ini

Admin KOMiK segera tanggap, dan mengusung topik lingkungan dalam kompetisi blog mengenai film bertemakan lingkungan.

Memang sangat sulit mendapatkan film bertemakan lingkungan, meski ada, karena rata-rata film tentang lingkungan tidak bernilai komersil sehingga sulit ditemukan di bioskop-bioskop yang dikuasai jaringan 21, CGV maupun. Cinepolis. Untungnya di era digital ini telah ada jaringan Netflix yang sering memutar film dokumenter, salah satunya yang bertema lingkungan.

Film yang sempat saya nikmati dan saya rekomendasikan kepada Kompasianer adalah film dokumenter produksi nasional berjudul "Semes7a".

Judul film ini agak nyeleneh menggunakan angka 7 untuk menggantikan huruf t. Setelah saya menyaksikan filmnya,baru menyadari bahwa 7 itu adalah jumlah kisah nyata para pegiat lingkungan di 7 wilayah di Indonesia. Yang dipilih kiprahnya patut diteladani, jadi film ini memotret kisah nyata, tanpa menampilkan artis pendukung. Meski hanya 7 kisah nyata, namun film ini sudah menggambarkan kepedulian warga Indonesia dari Barat ke Timur, tepatnya dari Aceh hingga Papua. Ke tujuh tokoh yang ditampilkan berkiprah sama untuk memperlambat kalau tidak sanggup mencegah terjadinya perubahan iklim. Seperti pernah dingatkan oleh jurnalis Najwa Shihab dalam keprihatinannya akan dampak lingkungan yang akan terjadi pada 2050, bila kita tidak segera melakukan aksi untuk memperlambat perubahan iklim. Bahaya yang akan terjadi suhu bumi nemanas, es di kutub akan mencair dan akan menimbulkan bencana banjir di dunia.

Film "Semes7a" di sutradarai oleh Chairun Nissa dan telah di rilis pada tanggal 30 Januari 2020, dengan menggunakan bahasa Indonesia dan teks berbahasa Inggris.

Film ini menggambarkan kiprah ke 7 tokoh terpilih yang berusaha melindungi bumi Indonesia dengan dorongan agama, kepercayaan dan budaya di daerahnya masing-masing.

Ke tujuh tokoh yang ditampilkan adalah:

1. Muhammad Yusuf.

Ia adalah seorang imam di desa Pameu, Banda Aceh. Dengan penuh kesabaran, ia mengedukasi warga desa akan bahaya penebangan hutan. Karena hutan yang gundul, akan mempercepat perubahan iklim, sehingga merusak lingkungan tempat hunian gajah liar Maka ia berupaya menggalakkan penanaman kembali hutan yang telah terlanjur gundul, sehingga bila pohon sudah tumbuh besar dapat menjadi habitat yang tepat bagi gajah liar, sehingga tidak akan mengganggu pemukiman penduduk.

2. Soraya Cassandra

Petani kota yang tinggal di Jakarta ini rajin melakukan gerakan penghijauan dengan penuh kreativitas. Masyarakat harus belajar dari alam dan menghijaukan halaman-halaman rumah di perkotaan menjadi kebun.

3. Iskandar Waworuntu

Ia bersama keluarganya di Yogyakarta menyebarkan ilmunya berkebun kepada siapa saja yang berminat. Ia menasehati warga untuk kembali ke alam (back to nature).

4. Tjokorda Raka Kerthyasa

Ia seorang budayawan di Ubud, Bali  ia bersama masyarakat Hindu di Bali menggunakan Hari Raya Nyepi sebagai titik tolak manusia menghormati alam. Dampak dari tidak beroperasinya industri, pemadaman listrik dan tidak beraktivitasnya manusia saat Hari Raya Nyepi sangat signifikan mengurangi tingkat emisi di Bali.

5. Agustinus Pius Imam

Ia adalah kepala dusun atau setingkat Lurah / Kuwu di Sungai Utik, Kalimantan Barat. Ia yang memahami adat daerah itu memanfaatkan adat untuk melestarikan hutan.

Bagi warga dusun, hutan atau tanah adalah Ibu, sedangkan air adalah darah. Demi menghormati Ibu dan darah, maka kerusaksn hutan harus diperbaiki. Programnya adalah penghutanan kembali.

6.Marselius Hasan

Sebagai seorang romo Katolik di Bea Muring, Manggarai, NTT. Daerah yang belum mendapat pasokan listrik.

Romo Hasan bersama warga bekerja sama membuat pembangkit listrik dengan tenaga air untuk menghidupkan generator. Masalah yang harus dikurangi adalah emisi gas buang dari generator.

7.Almina Kacili

Sebagai ketua kelompok gereja di Kapatcol, Papua Barat, ia menerapkan adat Sasi. Sasi adalah adat setempat untuk melindungi daerahnya dari penggunaan peralatan terlarang. Dengan Sasi, ia berupaya menjaga keseimbangan alam.

Film ini memang tidak menggunakan plot cerita, tetapi langsung merekam kegiatan ke tujuh tokoh sebagai teladan untuk daerah-daerah lain.

Sebagai produsen Nicholas Saputra terjun langsung ke lokasi pengambilan gambar. Ia hanya berharap film ini dapat meningkatkan kesadaran penontonnya  terhadap lingkungan. Akibat film ini Nicholas didapuk menjadi duta nasional oleh Unicef.

Data film

Judul: Semes7a
Genre : Lingkungan
Sutradara: Chairun  Nossa
Produser: Amanda Marahimin, Nicholas Saputra
Perusahaan produksi: Tanakhir Films
Pemeran: Marselius  Hasan, Agustinus Pius Inam, Soraya Cassandra, Iskandar Waworuntu, Muhammad Yusuf, Tjokorda Taka Kerthyasa, Almina Kacili
Nominasi: Piala Citra untuk Film Dokumenter Panjang Terbaik
Bahasa: Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun