Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cucurak Vlomaya Update Gaya Hidup

17 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 17 Oktober 2023   10:04 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anggota komunitas Vlomaya, komunitas vlogger pemerhati budaya hari Sabtu melangsungkan acara bertajuk "Cucurak Vlomaya".

Cucurak sama saja dengan silaturahni, hanya dalam bahasa Sunda. Pendaftaran dibuka untuk Kompasianer khususnya anggota Vlomaya. Namun rupanya tanggal itu anggota sudah banyak kegiatan lain, sehingga yang mendaftar hanya 5 peserta. Agar suasana lebih meriah, Kang Bugi, pendiri dan Ketua Vlomaya saat ini juga mengundang teman-temannya, teman kantor maupun mantan teman kuliah baik S1 maupun S2.

Acara silaturahni diadakan di rumah Kang Bugi yang asri di Bogor. Jadi, hari ini Kang Bugi sekalian "open house".

Agar acara silaturahni ini ada manfaatnya, maka mbak Erni, kakak kelas Kang Bugi saat kuliah didaulat untuk berbagi lifestyle yang sedang hitz saat ini, yakni belajar Reel dan Tik Tok.

Erni (dok: Octavia)
Erni (dok: Octavia)

Acara dimulai dengan sambutsn selamat datang dari tuan rumah. Lalu ice breaking dengan saling memperkenalkan diri. Barulah mbak Erni tampil sebagai pembicara tunggal. Dalam presentasinya mbak Erni menyatakan bahwa disini dia bukan pengajar / mentor / coach, tapi sekedar berbagi pengalaman, karena mbak Erni juga belajar secara otodidak saat pandemi.

Jadi mbak Erni berharap bila ada diantara peserta yang lebih paham, dapat membagi pengalamannya juga. Menurut mbak Erni, karena sosial media sudah menjadi bagian lifestyle dalam kehidupan kita. Contoh sehari-hari kita akrab dengan WhatsApp (WA), Instagram / Reel dan Tik Tok.

Mbak Erni mengakui bahwa dia bukan pakar, dia masih gado-gado dalam membagikan konten yang diunggah untuk dinikmati orang lain. Jadi belum professional, masih amatir, alias belum berbayar. Isi kontennya masih beragam dari masakan, informasi maupun sekedar joget-joget.

Menurut mbak Erni yang terpenting, kita harus mampu menyampaikan informasi secara jelas. Kalau konten tulisan disampaikan dengan story telling yang baik, konten video juga harus disampaikan dengan story telling yang baik pula.

Untuk membuat video, kita bisa sendiri atau dengan bantuan orang lain. Bila sendiri, perlu dilengkapi dengan tripod atau tongsis. Lalu juga harus ada clip on, untuk meredam suara dari luar agar jangan mengganggu konten kita, serta speaker.

Bila kita membuat video, hendaknya harus melalui proses penyuntingan (editing). Jangan mentah-mentah langsung diunggah, minimal harus ditambahkan caption, agar orang tertarik untuk menyaksikan konten video kita. Aplikasi penyuntingan yang tergolong mudah adalah Cap Cut.

Dalam pengambilan gambar tidak ada teorinya, yang peting kita memiliki kreativitas. Ambil gambar (footage) yang penting-penting lalu sunting dengan menyambung atau nenambahkan suara. Bisa suara kita sendiri atau suara dari aplikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun