Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perlunya Memiliki Personal Branding

12 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 12 Oktober 2023   10:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: thinkglobalforum.org)


Apakah kita saat ini seorang pemandu wisata? Apakah kita seorang blogger yang sering menerima 'job'? Atau seorang pelukis yang sering berpameran?

Bila kita sudah sering menampilkan diri itu namanya kita sedang meletakkan dasar-dasar personal branding  Jadi, apapun kemampuan yang kita miliki harus kita yang menghargainya sendiri.

Hal ini sempat diungkapkan oleh Indra Diwangkara, yang saat ini menjabat Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia DKi Jakarta pada kesempatan pengayaan profesi bagi para pemandu wisata, pada akhir bulan September 2023.

Indra berusaha memotovasi para pemandu wisata yang hadir berdasarkan pengalaman pribadinya. Indra yang sebelum menjadi seorang pemandu wisata bekerja pada sebuah NGO. Karena mulai banyak ketidak serasian dengan pimpinan barunya, maka Indra memutuskan untuk keluar (resign).

Pekerjaan yang paling dekat dengan passionnya adalah menjadi pemandu wisata. Tidak mudah menjadi seorang pemandu wisata baru, kadang ada pekerjaan, kadang banyak luangnya.

Untungnya Indra memiliki hubungan dekat dengan Dinas Pariwisata DKI Jakarta, sehingga bila tamu provinsi sering dipanggil. Indra juga bercerita sulitnya mencari pekerjaan di biro perjalanan. Sudah standard upahnya bersaing, harus keliling memberikan CV agar dikenali.

Bahkan pada awalnya Indra rela bekerja dengan hanya ucapan terima kasih dan sebungkus nasi kotak. Yang peñting, Indra memiliki teman di pemerintahan. Setelah beberapa kali mendapatkan pekerjaan menemani tamu provinsi, Indra jadi memiliki standar upah.

Jadi bila ada tawaran memandu, Indra sudah memiliki patokan, misal x Rupiah. Maka Indra berpegang pada nilai itu  Meski sedang menganggur, kalau ditawar terlalu rendah dari nilai standar pasti ditolaknya.

Indra selalu menolak, secara halus bila ada yang berusaha membandingkan dengan upah yang disetujui pemandu lain. Meski kasarnya, silakan jalan sendiri, atau jalan dengan pemandu abal-abal bila ingin murah.

Indra berani menolak tawaran yang seolah melecehkan profesi, karena Indra merasa memiliki teknik memandu yang baik. Hampir semua tamunya puas, setelah bepergian dengannya.

Sebagai pemandu wisata yang baik, Indra selalu menjaga komunikasi dengan pelanggannya. Karena pemandu wisata adalah figur  publik (public figure) disarankan memiliki sosial media, Paling tidak Instagram. Jadi setelah selesai tugas mengantarkan tamu, Indra sering bergurau "semoga puas berwisata bersama pemandu wisata kondang" melalui IG.

Memandu tamu yang banyak atau rombongan lebih banyak yang harus diurus. Dari mulai mengatur makan, mengatur kamar (bila harus menginap) juga memberikan perhatian pada pengemudi.

Seorang pemandu wisata hendaknya benar-benar menguasai destinasi yang dikunjunginya. Jangan malas untuk belajar sebelum bertugas. Karena bila seorang pemandu wisata membawa contekan, sering menjadi gunjingan tamu.

Berkat kesuksesannya memandu wisata, Indra yang mulai bergabung di HPI tahun ini terpilih menjadi Ketua.

Pada dasarnya personal branding juga berlaku untuk semua profesi. Misal seorang blogger atau content writer yang memiliki standar upah per artikel x Rupiah, sebaiknya jangan merendahkan dirinya dengan asal menerima upah daripada pekerjaan sedang kosong. Memang pada profesi manapun, banyak orang yang banting harga, karena sekali kita banting harga, nilai itu akan jadi standar baru upah kita.

Bila ada pemandu wisata / blogger yang senang berpetualang, silakan saja. Sebaiknya, kita memiliki personal branding yang berbeda, demi menjaga reputasi kualitas kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun