Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filosofi Air dalam Kehidupan

9 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 9 Oktober 2023   11:03 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: islampos.com)


Bagaimana kita harus bersikap dalam menjalani kehidupan ini? Betsikaplah seperti air, dan jangan seperti awan.

Air mengajarkan kepada kita akan kerendah hatian, air selalu mengalir ke bawah, ke tempat yang lebih rendah. Tidak ada air yang bergerak ke atas, kecuali air yang sengaja di pompa atau digerakkan oleh mesin untuk bergerak menuju ke atas.

Sebaliknya awan selalu terbang ke tempat tinggi. Makin ke atas, awan makin ringan alias tak berbobot.


Dalam filosofi kehidupan, kita harus senantiasa bersikap rendah hati. Jadi, hiduplah bagaikan air. Bila kita sudah berhasil menjadi orang kaya, orang berpangkat, atau orang pandai janganlah bersikap sombong atau tinggi hati. Tetapi selalu melihatlah ke bawah, jangan mendongak ke atas. Meski kita sudah sukses, kita harus selalu memperhatikan pada masyarakat di lingkungan kita yang masih hidup dalam kesusahan.

Bila kita bersikap sombong, orang-orang disekitar kita pasti akan mempergunjingkan kita, bahkan acap kali sisi kekurangan kita yang akan dibesar-besarkan. Sehingga orang-orang yang mengetahui kekurangan kita akan mencibir atau mencemoohkan kita.

Tetapi bila kita hidup meniru air, bergerak sesuai keadaan yang ada. Bila ada batu penghalang, maka air akan mencari jalan keluar, atau bersabar menunggu  Kalau kita melihat air di gunung yang berada di ketinggian, bila perlu akan terjun ke bawah, yang kita kenal sebagai air terjun.

Bila hidup kita bagaikan air, maka kita akan menjadi saluran rezeki bagi setiap orang. Itulah sebabnya kita harus senantiasa memperhatikan nasib orang-orang di lingkungan kita, yang paling dekat adalah tetangga kita.

Bila kita bersikap rendah hati, pasti orang-orang di lingkungan kita akan segan, hormat dan sayang secara tulus pada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun