Di banyak film-film sering digambarkan perundungan (bullying) yang dilakukan oleh anak sekolah baik laki-laki atau perempuan. Biasanya dilakukan oleh sekelompok anak nakal yang tergabung dalam satu gang (kelompok). Dan korbannya adalah anak yang lemah, penakut, yang tidak memiliki nyali untuk melawan.
Korban perundungan dikalangan anak perempuan lebih bersifat psikis, tidak berbentuk fisik. Biasanya anak perempuan yang tergabung dalam gang merasa dirinya cantik atau anak orang berada, dan pada umumnya gara-gara merasa kalah bersaing dalam mencari perhatian siswa pria tersohor di sekolahnya (paling pintar, paling tampan, atau tokoh olahraga).
Biasanya cara perundungan dilakukan dengan menganggap korbannya sebagai anak yang kalah cantik atau dianggap sok cantik, sehingga selalu menjadi bahan ejekan. Peristiwa pada anak perempuan, biasanya tidak mengarah ke perundungan berupa pemukulan, namun lebih kepada pengisolasian dari pergaulan. Yang paling keras, biasanya menghukum korban dengan perintah yang menjijikkan, misal membersihkan toilet di sekolah.
Pada anak laki-laki, korban perundungan biasanya lebih ke arah fisik, bisa pemukuan dan pengeroyokan. Gara-gara nya banyak, bisa karena tersentuh secara tidak sengaja, tidak diberi contekan, hingga pemerasan uang saku.
Korban biasanya anak laki-laki yang lemah alias penakut. Ironisnya, korban justru melindungi pelaku, tidak mau kekerasan yang dilakukan gang perundung itu diketahui oleh guru atau orangtuanya. Bisa jadi karena takut diancam akan mendapat pemukulan yang lebih sadis, sehingga bila diketahui ada luka ditubuhnya selalu berdalih karena jatuh atau terpeleset. Anak laki-laki korban perudundungan saking takutnya, bisa saja menjadi tidak mau ke sekolah. Alasannya tidak tertarik dengan pelajaran di sekolah, dan lebih banyak mengurung diri di kamar atau di rumah.
Dalam hal ini, orang tua pelaku perundungan dan korban sama-sama bersalah. Karena mereka kurang memahami tentang anaknya. Orangtua meski keduanya bekerja, harus mengetahui kelakuan anaknya di dalam / di luar sekolah. Anak yang melakukan perundungan, biasanya karena kurang perhatian, aksi perundungan sering dilakukan agar orangtuanya dipanggil Kepala Sekolah bila perbuatannya diketahui. Â Sebaliknya, korban perundungan enggan minta perlindungan orangtuanya karena takut akan ancaman. Orang tua harus menyadari bila anaknya' sering pulang sekolah dengan luka-luka akibat pukulan. Karena luka-luka akibat jatuh dengan pukulan itu beda.
Guna menghindari anak menjadi korban perundungan, orangtua wajib mengikutkan anaknya pada latihan bela diri. Bukannya untuk membuat anaknya gemar berkelahi, namun anak perlu dibina mentalnya agar berani melawan tindakan sewenang-wenang. Dengan memiliki bela diri, anak yang semula penakut akan berani melawan, hingga pelaku perundungan akan berpikir dua kali bila mereka melakukan aksi perundungan, karena adanya perlawanan.
Guru atau pihak sekolah wajib selalu mengingatkan kepada anak didiknya untuk berani melawan atau mencegah, bila terjadi aksi perundungan baik di dalam atau di luar sekolah. Bila pelakunya sudah terkenal jagoan, harus dicegah beramai-ramai bila takut mencegah sendiri. Jadi, bila siswa lain melihat ada temannya yang menjadi korban perundungan harus dibela bersama. Kalaupun tidak berani melawan, harus berani melaporkan. Mereka yang melaporkan tidak akan menjadi korban berikutnya, karena mereka melaporkan bersama-sama alias tidak sendirian.
Jadi, bila ada siswa yang terkena perundungan dengan aksi pemukulan yang brutal, teman-teman lainnya jangan malahan menonton, namun harus nencegahbya.
Dengan cara ini diharapkan perundungan yang menjurus ke kriminal dapat dikurangi atau dihentikan.
Selanjutnya untuk menyalurkan aktivitas siswa, sebaiknya sekolah menggencarkan aktivitas olahraga, agar kelebihan tenaga pada siswa tidak digunakan untuk melakukan perundungan pada siswa lainnya.
Kita harus lawan perundungan dimanapun juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H