Berbelanja di pasar tradisional, kuncinya harus berani menawar, walaupun kadang-kadang mereka menanggapi harga tawaran kita dengan marah atau mengomel, biarkan saja. Kita harus bertahan pada perkiraan (feeling) kita.
Jangan mudah kena gertak mereka. Karena kadang mereka nenawarkan harga kelewat tinggi. Bila mereka dengan cepat menurunkan harga, waspadalah bahwa harga tawaran kita sudah  memadai. Mereka hanya bersandiwara dengan pura-pura marah atau mengomel.
Bahkan bila harga yang mereka tawarkan, kita anggap tidak wajar, sebaiknya kita jangan menawar sama sekali. Karena bila mereka nenawarkan harga 2 ribu Rupiah, dan kita sudah menawar 1 ribu Rupiah, bila harga itu disetujui, kita harus nembayarnya. Kalau kita tidak menawar, mereka tidak bisa menuntut kita, meski kadang-kadang mereka memaksa kita harus menawar berapapun. Sekali kita menawar, harga yang kita katakan akan menjadi patokan. Dan bisa saja, kita akan kemahalan atau tertipu.
Selain nilai tawaran, kita juga harus tegas menanyakan mata uang yang digunakan. Misal US dollar atau mata uang  mereka. Bila mata uang tidak ditegaskan, bisa saja mereka menuntut kita membayar dengan mata uang yang kursnya lebih tinggi. Misal antara 100 US Dollar dengan 100 Dong.
Selain jebakan turis dari segi harga, penjual yang curang, kadang sempat menukar kualitas barang. Saat kita sudah meninggalkan gerai mereka, dan saat kembali melewati gerai mereka, harga yang kita tawar disetujui. Tetapi barang yang diserahkan dengan kualitas yang lebih rendah, meski bentuknya sama, istilahbya KW sekian.
Hati-hatilah, khususnya bagi kita yang pergi sendirian. Selamat berwisata.