Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa di Bioskop Tas Selalu Diperiksa?

16 September 2023   10:00 Diperbarui: 16 September 2023   12:12 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mau beli minuman...
Kantong kosong glondangan, malu ame tunangan...
Kebingungan...

(Petikan lagu "Malam Minggu" oleh Benyamin Suaeb)

Oh ya, tahukah Anda mengapa bila Anda memasuki area bioskop tas selalu diperiksa? Bukan dengan alasan takut ada yang membawa senjata api atau senjata tajam atau alat perekam, tapi yang diperiksa apakah Anda membawa makanan dan minuman di dalam tas.

Bila kedapatan membawa tumbler atau botol minuman, maka petugas biasanya akan menyita dan meletakkan di loker, yang nanti saat pulang boleh diambil lagi. Demikian pula bila Anda masuk bioskop sambil membawa minuman, pasti diminta menghabiskan di luar atau dititipkan. Demikian pula halnya dengan makanan.

Meski demikian anak-anak generasi Z memiliki trick tersendiri dalam menyembunyikan snack dan minuman. Tapi jangan ditiru yach, kasihan yang punya bioskop bakal merugi. Kecuali bila kantong Anda sedang kosong, seperti syair lagu di atas.

Mengapa dilarang membawa makanan dan minuman dari luar? Padahal mungkin makanan minuman yang dijajakan di cafetaria  bioskop kurang berselera. Jawabnya, karena bisnis bioskop adalah bisnis kuliner.

Lah, bukannya bisnis hiburan ? Ya benar, bioskop adalah bisnis hiburan, tetapi pengusaha bioskop sekarang justru meraup keuntungan paling besar dari penjualan makanan minuman di cafetaria.

Menurut penjelasan dari salah seorang pengusaha bioskop, harga karcis film itu masih merugi, mereka subsidi dari hasil menjual makanan dan minuman. Itulah sebabnya, ada sebuah bioskop yang menggabungkan kasir penjualan karcis dan kuliner. Jadi saat membeli karcis, langsung ditawari untuk makan minumnya mau pilih apa.

Itulah sebabnya pada semua bioskop era sekarang, pasti ada cafetaria. Berbeda dengan bioskop sebelum era 2000-an di   mana bioskop ya hanya bioskop saja.

Pada awalnya, cafetaria hanya menjual pop corn dan minuman. Tetapi kini sudah makin banyak menunya. Ada hot dog, nugget, pizza, bahkan spaghetti.

Bahkan ada bioskop yang memiliki ruang tunggu exclusive yang hanya diperuntukkan bagi pengunjung cafetaria saat menunggu jadwal pemutaran film. Sedang bagi Anda yang tidak memesan makanan / minuman harus menunggu sambil berdiri, meski tempat duduk di cafetaria kosong.

Selain mendapatkan keuntungan dari kuliner, bioskop juga mengais keuntungan dari game centre.

Itulah sebabnya, ruang tunggu bioskop selalu riuh rendah dengan suara dari game centre.

Jadi, sudah jelas ya, apa alasan masuk ke bioskop dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Karena sama halnya dengan larangan di rumah makan, dilarang membawa makanan dan minuman dari luar, karena bioskop sekarang adalah bisnis kuliner.

Jadi, bila Anda tidak mau merasa disubsidi saat menonton, belilah makanan dan minuman untuk dinikmati sambil menonton (meski harganya relatif mahal).

Pada beberapa bioskop, bahkan ada layanan khusus yang meletakkan gerobak kuliner di dekat pintu masuk, bahkan ada yang memberikan layanan antar ke kursi atau ada petugas yang kelililing.

Tapi ingat, jangan membuang bungkus makanan dan minuman sembarangan. Bawalah saat pulang, agar dapat dibuang pada tempat sampah yang selalu disediakan di dekat pintu keluar.

Sudah siapkan dengan pop corn dan soft drink? Selamat menonton!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun