Kenapa judulnya menggunakan kata "AGT"? Karena Indonesia sedang bangga-bangganya dengan Putri Ariani yang berhasil masuk final AGT (American Got Talens). Hingga juri Simon Cowell yang terkenal "killer" memberikan golden ticket sekaligus menyalaminya.
Benarkah kabaret Ketapels masuk AGT? Judulnya saja "Bukan AGT", jadi tulisan ini bukan hoaks atau click bait.
Saya menggunakan "Bukan AGT", karena Ketapels membesut tematik kabaretnya dengan nama "Bukan Sangkuriang Biasa".
Kabaret adalah sejenis aksi panggung yang menggabungkan aksi peran, dialog, musik dan tari. Judulnya "Bukan Sangkuriang Biasa", karena kabaret ini mengadopsi cerita rakyat Priangan tidak secara utuh namun diparodikan.Â
Ceritanya dibuat selaras dengan situasi masa kini agar dapat diterima oleh masyarakat pengunjung Taman Ismail Marzuki.(TIM), tepatnya Festival Literasi Jakarta.
Ya, Ketapels memang mengikuti kegiatan pameran di Festival Literasi Jakarta di gedung Ali Sadikin Lantai Dasar, TIM sejak 8-12 September 2023. Namun ada syaratnya, tiap komunitas yang memperoleh booth gratis selama pameran, harus mengisi acara di panggung utama.
Kebanyakan komunitas mengisi dengan talk show. Agar punya nilai tambah, maka Ketapels mengajukan kabaret. Ini ide yang nekad, karena Ketapels hanya memiliki sutradara kabaret yang sudah berpengalaman manggung di lingkup perusahaan tempatnya pernah bekerja, kang Iswadi Suhadi (Didi).
Denik, Ketua Ketapels tahun ini mengundang seluruh anggota Ketapels yang berminat membintangi kabaret, begitu proposalnya diterima Dispupip, penyelenggara Festival Literasi Jakarta.
Karena tidak ada tanggapan, Denik terpaksa harus putar otak dengan open casting. Kebetulan Denik mengikuti open casting film pendek KOMiK. Maka teman-temannya yang baru dikenalnya saat open casting film pendek "Ngidam" ditawarinya.
Kebetulan diperoleh 5 orang, ditambah Denik dan Iswadi sebagai sutradara sekaligus penari.
Setelah latihan selama tiga kali, sebelum naik pentas, yaitu di O2 Corner, Tebet Eco Park dan Taman Langsat. Mereka memberanikan tampil perdana. Ternyata sambutan dari penonton sangat meriah. Boleh dikatakan penampilan perdana Ketapels ini sukses. Bahkan mendapat ucapan terima kasih dari Panitia.
Ikut memberikan semangat dari Ketapels sendiri, juga dari KOMiK, Kopaja71 bahkan dari admin Kompasiana. Inilah sedikit cuplikan adegan melalui Reel, lihat
.
Jalan cerita "Bukan Sangkuriang Biasa" ringkasnya begini. Dayang Sumbi (Windu) yang cantik memiliki anjing kesayangan bernama Tumang (Jason). Dayang Sumbi ingin makan hati rusa, maka minta tolong psda putranya, Sangkuriang (Agung) yang pandai berburu. Sungguh naas, ketika pergi ke hutan dengan ditemani si Tumang, tak ditemuinya seekor rusa pun.Â
Daripada malu, Sangkuriang lalu nembunuh si Tumang dan menghadiahkan hatinya pada ibunya. Ketika mengetahui kenakalan Sangkuriang, marahlah Dayang Sumbi lalu memukul kepala Sangkuriang dengan irus (alat memasak) dan mengusirnya.
Cerita berlanjut 25 tahun kemudian. Sangkuriang yang bersedih, karena diusir ibunya, berganti nama menjadi Sangkusedih (Hadi). Dalam pengembaraannya, Sangkusedih bertemu nenek tua (Denik) yang sedang mencuci di sungai. Lalu Sangkusedih bertemu kakek tua (Jason) yang memberitahukan keberadaan Dayang Sumbi.
Sangkusedih terpesona melihat kecantikan Dayang Sumbi dan berniat memperistrikannya. Saat Dayang Sumbi mengenakan ikat kepala di kepala Sangkusedih, Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala.Â
Jadi Dayang Sumbi yakin Sangkusedih adalah anak kandungnya. Untuk membatalkan niat Sangkusedih tidak mungkin, karena niatnya sudah bulat. Maka Dayang Sumbi mengajukan syarat, agar Sangkusedih menyanyikan lagu cinta sebanyak 1000 kali sebelum subuh.
Permintaan ini disanggupi Sangkusedih, tapi Sangkusedih gagal memenuhi permintaan Dayang Sumbi.
Pada kabaret ini banyak diselingi gerak dan tari. Selain sebagai sutradara, Iswadi juga merangkap sebagai penata lagu dan penari. Turut sebagai penari, Â seorang pemain lagi adalah Kesih.
Ketapels telah berhasil dengan penampilan perdananya. Bagaimana dengan komunitas Anda?
Ketapels adalah komunitas para penulis di laman Kompasiana, yang berdomisili di Tangerang Selatan dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H