Si psikolog melanjutkan, "Sekarang perhatikan lagi kondisi rumah, Ibu melihat bekas tapak sepatu di karpet. Artinya suami dan anak-anak sudah pulang ke rumah. Rumah sudah penuh canda tawa seperti biasa."
Tak lama berselang mulai muncul secercah senyum di wajah sang Ibu.
"Sekarang bukalah mata Ibu," kata sang psikolog.
"Bagaimana apakah karpet kotor masih meresahkan Ibu?", tanya sang psikolog.
Si Ibu tersenyum dan berkata: "Saya paham maksud Bapak, saya harus melihat sisi negatif secara positif."
Sejak kunjungan dari psikolog itu, si Ibu tidak pernah merasa tidak bahagia saat melihat karpet di rumahnya yang kotor.
Inilah mengubah cara pandang yang dikenal dengan istilah reframing dalam ilmu psikologi. Kita harus mengubah cara pandang, bila merasa mendapati hal negatif, agar memperoleh sesuatu yang positif.
Banyak contoh kasus dalam hal ini, seperti,:
1. Saat mendengar bunyi alaram jam 5.00 pagi, bersyukurlah pertanda kita masih hidup.
2. Saat mendapati celana kita mulai kesempitan, bersyukurlah artinya kita cukup makan.
3. Saat merasa lelah pada malam hari, jangan mengeluh, itu artinya kita masih sanggup bekerja keras.