Lukisan ketiga berjudul "Wis Wayahe" atau "Sudah Waktunya ". Menggambarkan sang Hyang yang multi gender mengenakan selendang dari kain perca memberikan api dan air kehidupan kepada personifikasi yang digambarkan sebagai naga yang sering muncul dalam ukiran di candi-candi. Dalam kehidupan harus selalu seimbang.
Lukisan keempat berjudul "Portal Kehidupan", dengan warna pink yang dominan, menggambarkan bahwa semua kehidupan harus melewati portal kehidupan yang ada pada perempuan.
Dan lukisan terakhir, yang diakuinya dibuat paling lama, karena beberapa kali dihapusnya. Dan dimulai dari awal, diberi judul "Wahyu Temurun". Menggambarkan seorang ratu yang tidak juga  melahirkan Pangeran untuk penyanbung dinasti raja. Kemudian raja bertapa, akhirnya permaisuri melahirkan bayi berkepala gajah (Ganesha).  Dengan gunungan yang menggambarkan jatayu yang melindungi sang bayi, batara kala yang menghentikan waktu dan bunga Padma yang hanya mau tumbuh di lumpur.
Didamping ke 5 lukisan di kanvas, dipamerkan juga lukisan dalam kertas A4, yang merupakan perjalanan karier Sari melukis, diantaranya menggambarkan tokoh cerita non Jawa yang sama sekali tidak dikenalnya. Muncul dengan sendirinya saat berhalusinasi.
Sari mulai melukis saat timbul pertanyaan pada dirinya, peranmu apa atau lakonu apa sebagai manusia.
Sari sebelumnya pernah mengikuti pameran 51 Â seniman se Jabodetabek, dan renananya bulan Oktober 2023 akan berpameran lagi. Bagi yang tertarik mengkoleksi lukisan Sari dapat menghubunginya. Hasil penjualan lukisan akan dimanfaatkan untuk Yayasan sosial yang didirikannya. selama ini lukisannya kebanyakan sebagai kado bagi teman-temannya.
Peserta Koteka Trip 9 mendapatkan bonus istimewa karena sempat bertemu mantan penyanyi cilik Chicha Koeswoyo dan Helen koeswoyo yang juga ingin memberikan dukungan pada sepuunya, Sari.