Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangkitkan Jiwa Sosial Kita

14 Agustus 2023   11:38 Diperbarui: 14 Agustus 2023   11:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RS Terapung sumber gambar: good news from Indonesia id)


Dunia kesehatan sempat heboh, saat terjadi friksi antara Menteri Kesehatan dengan sebuah asosiasi profesi di bidang kesehatan. Masalahnya, Kementerian Kesehatan ingin mengakhiri keluhan Presiden agar devisa yang terbuang untuk berobat di luar negeri, dapat dikurangi.

Mengapa warga Indonesia lebih senang berobat ke luar negeri, misal ke Singapore, Penang atau Kuala Lumpur di Malaysia? Bukan karena dokter Indonesia kurang pandai. Issue yang berkembang, alasannya karena beaya berobat di Indonesia sangat mahal. Bahkan ada sindiran usil yang mengatakan "Jangan sakit di Indonesia, bila Anda bukan orang kaya".

Masalah bahasa, tidak menjadi masalah. Karena rumah sakit di luar negeri banyak mempekerjakan nakes ,(tenaga kerja kesehatan) asal Indonesia, baik perawat maupun dokter. Dokter khususnya warga negara Indonesia yang kuliah kedokteran di luar begeri, lebih memilih bekerja di luar negeri karena ijasahnya tidak diakui di Indonesia.

Baiklah, kita tinggalkan carut marut dunia kesehatan di Indonesia, dengan mengalihkan perhatian pada dokter-dokter yang sikapnya bertolak belakang dengan issue dunia kesehatan di Indonesia itu mahal.

Dokter-dokter ini berkiprah di daerahnya masing-masing dengan senyap, namun menjadi terkenal karena diviralkan oleh masyarakat, baik dengan sistem mulut ke mulut (miouth to mouth), media lokal maupun konten di sosial media.

Beberapa dokter yang patut kita teladani, karena tidak mencari kekayaan dari profesinya, seperti:

1. Dr. Lie Dharmawan

Dokter bedah kelahiran Padang, lulusan Jerman ini, berkiprah melalui Yayasan Share mendirikan rumah sakit terapung. Jadi, rumah sakitnya berada di atas kapal, lalu dengan kapal itu ia berkeliling ke wilayah terpencil di Indonesia yang layanan kesehatannya masih kurang, misalnya di Indonesia Timur  Yang dilakukannya sungguh sangat tepat, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Luar biasanya, pengobatan dilakukan secara gratis alias probono.

Pernah kapalnya suatu hari terbakar, otomatis semua fasilitas rumah sakit terapungnya ludes terbakar juga. Berkat pemberitaan viral, terkumpullah dana dari masyarakat, yang dapat untuk membeli kapal dan mengisi fasilitas rumah sakit terapungnya. Karena masyarakat menyadari fungsi dari rumah sakit terapung ini bagi warga di daerah terpencil. Sangat membantu dalam menyelmatkan nyawa manusia.

2. Dr. Michael

Dokter ini berkiprah di Surabaya, Jawa Timur. Lebih terkenal dengan sebutan "dokter gelandangan" daripada namanya sendiri. Bila kita ke Surabaya dan bertanya alamat dokter gelandangan orang lebih paham, daripada kita menanyakan dr. Michael.

Kiprah dokter Michael memberikan pengobatan cuma-cuma, tanpa meminta bayaran, malahan sering dia nembekali obat para pasiennya. Karena pelayanannya cuma-cuma, dokter Michael sering mendapatkan pasien kaum gelandangan. Dan dokter Michael menerimanya dengan sukacita tanpa merasa jijik, meski pasiennya rata-rata berpenampilan kotor atau kumuh.

3. Dr  Sudanto

Dokter yang satu ini berkiprah di Abepura, Papua. Panggilannya "dokter setibu", karena dokter ini memiliki keunikan hanya minta bayaran Seribu Rupiah dari pasiennya

4. Dr. Lo Siaw Ging

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya ini memula prakteknya di daerah Jebres, Solo. Keunikannya, dr. Lo tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya.

Berlatar belakang anak orang kaya dari Temanggung, dokter ini justru tidak berjiwa bisnis, malahan berjiwa sosial.

5. Alm. Dr. Oen Boen Ing

Dokter ini sangat terkenal di Solo. Karena selama hidupnya 100% dicurahkan untuk nenolong warga sekitar. Karena jasanya, pada 1975 sempat mendapatkan gelar Raden Tumenggung dari Pura Mangkunegaran.

Sayang sekali, dokter yang berjiwa sosial ini sudah mendahuluimkita pada tahun 1982.

6. Dr. S. Wijaya

Dokter ini berpraktek di Ibdramayu, Jawa Barat. Tidak menerapkan bayaran tertentu, namun menerima pembayaran seikhlasnya melalui sebuah kotak berlubang (seperti di kelurahan).

Yang lebih unik, di ruang prakteknya banyak dipajang barang-barang bekas yang masih layak pakai, berasal dari miliknya maupun sumbangan. Dan setiap pasienya dipersilakan mengambil bila memerlukan.

Demikianlah enam nama dokter yang berjiwa sosial dengan kiprahnya masing-masing. Sedangkan yang bersifat Yayasan, adalah Yayasan Budha Tzu Chi. Yang juga banyak bergerak di bidang sosial, tanpa membedakan agama. Selain memberikan bantuan dalam kesehatan, juga banyak bergerak dalam proyek kemanusiaan dalam menolong manusia yang sedang terkena musibah / bencana, seperti tsunami, gempa bumi, banjir, longsor atau kebakaran.

Marilah kita bangkitkan rasa sosial kita untuk Indonesia, dengan berkiprah bagi warga di lingkungan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun