Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Dua Desa Wisata di Solo dan Yogya

12 Agustus 2023   20:54 Diperbarui: 12 Agustus 2023   20:57 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lokasi wisata ini tidak perlu dibuat spot yang instagramable. Karena suasana aslinya sudah sangat indah. Dimanapun wisatawan ingin berfoto suasana pedesaan memperlihatkan keindahannya.

Kedatangan wisatawan mananegara ini juga memberdayakan masyarakat. Warga desa tidak perlu menjual hasil sayur / buah pada tengkulak dengan harga rendah, karena dapat menjual langsung kepada wisatawan dengan harga tinggi. Selain itu juga membantu petani dalam memasarkan kerajinan bambu.

Meski ada pembangunan di sana-sini misal pembangunan kolam renang namun pembangunan wisata dibatasi, agar tidak merusak keaslian alam.

Menerapkan kearifan lokal, budaya sarasehan tiap Sabtu Kliwon atau tiap 35 hari sekali, seluruh warga desa dan warga desa yang berada di luar negeri sebagai diaspora berkumpul dalam sebuah webinar untuk saling berdiskusi guna pengembangan desa. Bahkan ada perantau yang terenyuh akan kemajuan desanya, lalu ikut berinvestasi.

Desa Jangglengan dinobatkan sebagai Desa Digital oleh Sandiaga Uno, Menteri Parekraf RI, sehingga sempat dikunjungi delegasi KTT G20. Sebagai desa cerdas (smart village) Jangglengan telah berhasil menjadi desa wisata berbasis budaya.

Konsultan wisata

Kemajuan desa Jangglengan tidak lepas dari peran Chrisbroto. Meski sempat membantu pengembangan desa di NTT, Chrisbroto akhirnya kembali lagi ke Jangglengan.

Jangglengan berhasil memanfaatkan bengawan Solo sebagai ikon guna menopang kota Solo.

Sebagai konsultan wisata yang banyak menyusun itinerary dari desa ke desa, Chris akhirnya menginisiasi Desa Connection, yang menghubungkan Jateng-Bali-NTT.

Jadi bagi wisatawan pelintas pulau (overland) mereka mendapatkan tema. Tidak sekedar berhenti dua jam di Solo, tetapi menginap di Tawangmangu. Dan langsung ke Malang untuk mengunjungi Bromo.

Chris juga pernah diminta oleh wisatawan mancanegara untuk mencarikan jalur alternatif yang tidak macet, akhirnya dipilihlah jalur pedesaan. Di tengah jalan wisatawan mancanegara malah minta berhenti, berbincang dengan warga desa, bahkan minta diajarkan cara membajak sawah dan menanam.padi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun